Isolasi dan identifikasi artemisinin sebagai zat aktif antimalaria dari Artemisia sacrorum Ledeb.
View/ Open
Date
2000Author
Sari, Eerstiana Kartika
Nur, Anwar
Sugita, Purwantiningsih
Metadata
Show full item recordAbstract
Malaria merupakan penyakit utama yang menyebabkan kesakitan dan kematian di negara-negara tropis, termasuk Indonesia. Penderitanya di seluruh dunia 300-500 juta orang, dengan korban jiwa ± 3 juta orang per tahun. Resistensi parasit malaria terhadap obat kina dan obat malaria lain menjadi hambatan dalam usaha penanggulangan malaria. Pada 1972, kimiawan Cina berhasil mengisolasi zat aktif artemisinin dari herba Artemisia annua yang terbukti efektif melawan malaria resisten multidrugs (QACRG, 1979). Eksplorasi Artemisia spesies lainnya sebagai sumber potensial artemisinin perlu dilakukan, mengingat sintesis senyawa ini mahal dan sulit dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan isolasi artemisinin dari A. sacrorum Ledeb yang tumbuh di Sukabumi,
Identifikasi awal artemisinin dengan metode KCKT-detektor UV (t standar 3,07 menit; tu contoh 2,96 menit) dan GC (tr standar 21,68 menit; t contoh 21,66 menit; t standar internal 21,80 menit) menunjukkan bahwa A. sacrorum Ledeb. mengandung artemisinin. Isolasi dilakukan dengan merujuk metode ElSohly et al. (1990). Pemisahan dengan metode kromatografi kolom menghasilkan 18 fraksi berwujud minyak (oily). Setelah kristalisasi dan rekristalisasi, diperoleh kristal Y sebanyak 11,6 mg (0,00064%). Kristal Y memiliki kemiripan fisik dengan artemisinin. Identifikasi struktur dilakukan dengan membandingkan spektrum (UV, IR, GC-MS) kristal Y dan artemisinin standar produksi Latoxan, Perancis. Spektrum UV kristal Y menunjukkan satu puncak dengan miks 206 nm. Spektrum IR-nya mempunyai pola serapan yang mirip dengan artemisinin standar, yang ditunjukkan dengan adanya gugus 6-lakton (1750-1735 cm') dan endoperoksida (890-830 dan -1115 cm). Kromatografi GC dari GC-MS terdiri dari dua puncak. Artemisinin diidentifikasi sebagai puncak pertama dengan ta 20,37 menit (tr standar 20, 19 menit), sedangkan puncak kedua diduga sebagai pengotor. Spektrum massa artemisinin standar dan kristal Y memberikan pola fragmentasi dari pecahan-pecahan ion kecil yang sulit diperkirakan proses fragmentasinya. Dari data fisik dan spektrum tersebut dapat disimpulkan bahwa kristal Y identik
dengan artmisinin.
Collections
- UT - Chemistry [2035]