| dc.description.abstract | Lebih dari 400 jenis buah-buahan yang dihasilkan Indonesia, merupakan penyumbang yang cukup besar terhadap keanekaragaman dan kecukupan gizi masyarakat. Di samping itu buah-buahan mempunyai potensi ekonomi yang cukup tinggi dan umumnya dikonsumsi sebagai buah segar. Oleh karena itu mutu dan kesegaran buah perlu dipertahankan, sehingga dapat menghasilkan nilai jual yang cukup tinggi. Pertambahan jumlah penduduk dalam negeri diiringi oleh peningkatan pendapatan per kapita akan sejalan dengan peningkatan permintaan terhadap buah-buahan. Hal ini terlihat pada peningkatan konsumsi buah per kapita dari 26.52 kg pada tahun 1988 menjadi 27.40 kg pada tahun 1992 dan 30.00 kg pada tahun 1995 (Winarno, 1995).
Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah buah-buahan bersifat musiman dan penanganan pasca panen yang masih sederhana akan menyebabkan buah menjadi cepat rusak. Penanganan pasca panen berpengaruh terhadap mutu buah dan masa simpan buah. Teknik konvensional yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran produk dalam waktu lama adalah melalui penyimpanan dalam kemasan atmosfir termodifikasi yang dikombinasikan dengan penyimpanan suhu rendah. Perlakuan ini dapat memperpanjang umur simpan dari buah dan dapat mengurangi laju kerusakan pada buah.
Tujuan penelitian ini adalah I) pengukuran laju respirasi buah alpukat, 2) penentuan konsentrasi gas 02 dan CO2 untuk penyimpanan alpukat, 3) penentuan jenis film kemasan yang tepat, 4) perancangan kemasan alpukat, dan 5) validasi kondisi atmosfir yang telah ditentukan. ..dst | id |
