Studi Pergerakan Sedimen Litoral oleh Arus Menyusur Pantai (Longshore Current) di Perairan Pengastulan, Kabupaten Buleleng, Bali
View/ Open
Date
2005Author
Situmorang, Denicius
Pariwono, John I.
Nuirjaya, I. Wayan
Metadata
Show full item recordAbstract
Meningkatnya pemanfaatan dan pengembangan kawasan pantai pada saat ini telah mengakibatkan berbagai tekanan terhadap kualitas lingkungan kawasan pantai. Upaya manusia dalam memodifikasi kawasan pantai sering tidak diimbangi dengan pemahaman yang benar akan perilaku dinamika pantai, sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan. Pemahaman yang benar mengenai dinamika perairan pantai yang meliputi gelombang laut, arus yang ditimbulkan gelombang (Longshore Current) dan transport sedimen sepanjang pantai (Littoral Sediment Transport) merupakan kunci keberhasilan pemanfaatan dan pengelolaan serta pengamanan suatu kawasan pantai.
Laporan penelitian ini membahas mengenai transport sedimen pantai yang disebabkan oleh arus menyusur pantai yang terjadi di kawasan pantai Pengastulan, Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali. Secara geografis, kabupaten Buleleng terletak pada posisi 8° 11' 00" LS-8° 11' 30" LS dan 114° 55' 30" BT-114° 56' 30" BT, dan dikelilingi oleh beberapa pulau, yaitu pulau Jawa di sebelah barat, pulau Madura pada arah barat laut, dan Kepulauan Kangean di sebelah utara. Pada arah tenggara, selatan, dan barat daya pulau Bali, lokasi penelitian di kelilingi oleh pegunungan-
pegunungan tinggi. Hal ini mempengaruhi angin bertiup yang membangkitkan gelombang. Dipilihnya kawasan pantai Pengastulan sebagai lokasi studi mengalami abrasi sejak beberapa tahun terakhir.
Kabupaten Buleleng memiliki iklim laut tropis yang dipengaruhi oleh angin musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Angin Musim Barat bertiup di atas pulau Bali pada bulan Desember-Maret, sedangkan angin Musim Timur yang kering bertiup pada bulan-bulan Juni - September. Tidak terdapat perbedaan yang mencolok pada suhu udara di atas pulau Bali. Suhu udara rata- rata di atas perairan Pengastulan selama tahun 1996-2002 adalah 27,92° C, dan
suhu rata-rata permukaan laut perairan Pengastulan selama tahun 1900-1993
adalah 28,06° C. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan perbedaan suhu
udara dan suhu permukaan laut di dapatkan nilai ATAS = -0,1341° C. Nilai ATAS menunjukkan bahwa udara di atas permukaan laut tidak stabil, dan sangat efektif menimbulkan terjadinya gelombang permukaan.
Daerah penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu perairan di sebelah barat dan perairan di sebelah timur, dengan Sungai Sabah sebagai patokannya. Dan peta batimetri yang dihasilkan diketahui bahwa perairan pantal Buleleng di sebelah barat memiliki kedalaman yang lebih curam, dimana kondisinya sangat kontras dengan perairan di sebelah timur. Kedalaman laut 5 m untuk perairan timur pantai pengastulan ditemui pada jarak antara 140-180 m dari garis pantal, kedalaman 10 m pada jarak 180-260 m, dan kedalaman 20 m pada jarak 250-450 m. Semakin dari garis pantai yang berarti dasar ke utara, garis isobat ini semakin menjauh perairan semakin landai. Kedalaman laut 5 m untuk perairan barat pantai…dst
