Studi kasus patologi keracunan nitrit pada ruminansia liar
View/ Open
Date
2000Author
Marlina, Eti
Huminto, Hernomiadi
Tumbelaka, Ligaya Ita
Metadata
Show full item recordAbstract
Kasus yang menimbulkan kematian pada hewan dapat disebabkan oleh penyakit baik yang bersifat infeksius maupun non infeksius. Dari kelompok penyakit yang non infeksius ini termasuk di dalamnya adalah kasus-kasus keracunan. Kasus keracunan nitrit telah dilaporkan terjadi pada hewan-hewan tergolong ruminansia (Bartik dan Piskac, 1981). Keracunan nitrit menimbulkan kerugian, ini terlihat dari 15 kasus pada ruminansia liar yang diduga keracunan nitrit semuanya mati. Hal ini menimbulkan kerugian ekonomi, apalagi jika hewan-hewan tersebut adalah satwa yang langka.
Studi kasus ini dilakukan untuk mempelajari perubahan morfologi jaringan dan sel dari organ yang terkena kasus keracunan nitrit pada ruminansia liar, unta (Camelus dromedarius), gnu (Connochaetestaurinus), nilgai (Boselaphinis tragocamelus), dan kambing gunung (Ammotragus lervia), sampel tersebut berasal dari Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Bogor.
Material studi pada kasus ini adalah sampel diagnostik dari 11 ekor unta, 2 ekor gnu, 1 ekor nilgai, dan 1 ekor kambing gunung, yang diduga keracunan nitrit. Pada sampel tersebut dilakukan pemeriksaan patologi anatomi (PA), histopatologi (HP) dan pemeriksaan darah.
Hasil studi kasus menunjukkan perubahan PA yang paling sering adalah kongesti pada hati (80%) dan paru-paru (90%), oedema pada paru-paru (60%), serta adanya pendarahan pada jantung (90%) dan usus halus (80%). Perubahan HP yang paling sering adalah kongesti dan pendarahan pada organ hati, paru-paru, jantung, limpa, digesti dan ginjal. Data pemeriksaan darah menunjukkan bahwa 1 ekor gnu, dengan kadar met-Hb sebanyak 5,00%, sedangkan dari 11 ekor unta yang keracunan nitrit, 1 ekor mengandung met-Hb sebanyak 2,00%, dan 1 ekor lainnya mengandung sebanyak 1,77%.
Hasil kajian patologi dari 15 karkas terlihat adanya gangguan vaskuler akibat pengaruh nitrit pembuluh darah (vasodilatasi) dan akibat lainnya yang dipengaruhi oleh keberadaan nitrat pada saluran pencernaan. Efek nitrit tersebut secara sistemik dan efek nitrat yang kaustik menyebabkan gastroenteritis. Jadi temuan tersebut, digabungkan dengan temuan klinis dan hasil test met-Hb yang berada diatas batas ambang mengarahkan terhadap adanya keracunan nitrit pada kelompok ruminansia liar ini.