Show simple item record

dc.contributor.advisorSofyan, Kurnia
dc.contributor.advisorSari, Rita Kartika
dc.contributor.authorSitepu, Serima Erika BR
dc.date.accessioned2023-11-06T04:16:33Z
dc.date.available2023-11-06T04:16:33Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130649
dc.description.abstractHasil hutan bukan kayu memegang peranan penting dan menggeser perhatian dari kayu ke bentuk pemanfaatan basil hutan secara terpadu. Tumbuhan obat adalah salah satu hasil hutan bukan kayu yang memiliki potensi penting di masa depan. Indo nesia dikenal memiliki hutan hujan tropika yang kaya akan keanekaragaman flora dan tidak kurang dari 1.100 spesies tumbuhan dapat digunak:an sebagai tumb uhan obat tradisional. Pencarian dan pengembangan obat barn asal tumbuhan pada umumnya didasarkan pada pengunaan obat tradisional oleh berbagai kelompok etnik. Masyarakat Simalungun menggunakan kulit batang raru (Shorea faguetiana Heim) untuk menurunkan kadar gula darah, hal ini berdasarkan pengalaman empiris yang telah diterapkan. selarna bertahun-tahun. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui aktivitas biologis, dalam hal ini toks!sitas zat ekstraktif yang terkandung dalam kulit batang raru (Shorea faguetiana Heim) dan kelompok senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak, yaitu dalam ekstrak n-heksan, ekstrak: etil asetat, dan ekstrak: metanol. Penelitian ini dilak:ukan di Laboratorium Kimia Hasil Rutan, FAHUTAN, IPB; Laboratorium Lingkungan, FPIK, IPB; dan Laboratorium Kimia analitik, FMIP A, IPB di bulan September-Desember 2004. Bahan baku yang digunakan adalah kulit batang raru (Shorea faguetiana Henn) yang diambil dari hutan alam di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu, tahap ekstraksi dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanoL Selanjutnya ekstrak: diuji toksisitasnya dengan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dan data yang diperoleh diolah dengan probit analisis. Analisis fitokimia ekstrak: kulit kayu raru dilakukan melalui analisis kualitatif dengan reagent clan analisis jumlah senyawa dalam ekstrak dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kulit batang raru (Shorea faguetiana Heim) mengandung zat ekstraktif yang larut dalam n-heksan 4,04%, etil asetat 6,66%, dan metanol 12,54%. Berdasarkan klasifikasi toksisitas, ketiga ekstrak kulit batang raru termasuk toksik, sedangkan ekstrak: yang memiliki aktivitas biologis tertipggi adalah ekstrak n-heksan dengan LC50 146,32 ppm, sedangkan LC5o ekstrak etil 115etat dan ekstrak metanol adalah 933,90 ppm dan 446,83 ppm. Hasil pengujian fitolomia secara kualitatif menunjukkan bahwa, ekstrak n-heksan kulit batang raru sebagai ekstrak yang memiliki aktivitas biologis tertinggi, positif kuat mengandung flavpnoid, tanin dan saponin serta positif sedang mengandung steroid, triterpenoid, dan kuinon namun tidak mengandung alkaloid. Berdasarkan Kromatografi Lapis Tipis diketahui bahwa ekstrak: n-heksan kulit batang raru mengandung minimal 7 jenis senyawa triterpenoid, 4 jenis senyawa flavonoid, dan 1 jenis senyawa steroid. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar dilak:ukan penelitian lanjutan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi komponen bioaktif yang terkandung dalam ekstrak n-heksan kulit batang raru.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcShorea faguetiana heimid
dc.subject.ddcBrine Shrimp Lethality Test (BSLT)id
dc.titleUji Toksisitas Ekstrak: Kulit Batang Ram (Shorea faguetiana Heim) Menggunakan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record