Aktivasi mikroorganisme filoplan dengan senyawa biopolimer untuk pengendalian Alternaria porri (Ellis) Cif. pada bawang merah
View/Open
Date
2000Author
Laksmi N., Dyah
Yuliani, Titiek Siti
Wiyono, Suryo
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu metode pengendalian hayati patogen tumbuhan adalah pengelolaan habitat yang dapat meningkatkan aktivitas agen antagonis dalam mengendalikan patogen. Agen antagonis secara alami sudah terdapat pada daun, buah dan bagian tanaman lain. Keragaman mikroorganisme filoplan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan di sekitar daun, seperti keadaan fisik, kimia dan ketersediaan nutrisi. Beberapa peneliti menganjurkan untuk memodifikasi nutrisi pada filoplan sebagai usaha pengendalian penyakit. Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh nutrisi berupa senyawa biopolimer diantaranya yaitu khitin, pati dan selulosa terhadap konidia A. porri, mikroorganisme filoplan dan intensitas penyakit bercak ungu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan senyawa biopolimer dalam meningkatkan aktivitas mikroorganisme filoplan untuk pengendalian A. porri. Sumber inokulum diperoleh dari daun bawang daun sakit bercak ungu
(Alternaria porri). Pembuatan suspensi A. porri dilakukan dengan cara potongan daun bawang daun sakit tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dikocok dengan vortex. Suspensi khitin 1% diperoleh dari pencampuran 10 g cangkang kepiting halus dengan larutan detergen 1%. Suspensi selulosa 1% diperoleh dari pencampuran 10 g kristal selulosa Avicel® dengan 11 air. Suspensi pati didapat dari air cucian beras 500 g dan 1 I air. Suspensi fungisida Dithane M 45 dibuat sesuai dengan dosis anjuran yaitu 2 g/l. Uji perkecambahan konidia dilakukan dengan cara masing-masing suspensi perlakuan (suspensi khitin 1%, suspensi selulosa 1%, suspensi pati, suspensi fungisida dan air steril) dengan 3 ulangan diteteskan pada gelas obyek cekung sebanyak 0,1 ml, kemudian 0,1 ml suspensi konidia A. porri (kepadatan konidia 12000 konidia/ml) diteteskan pada gelas obyek tersebut kemudian diinkubasikan selama 3 jam pada suhu ruang dan diamati di bawah mikroskop untuk mengetahui jumlah spora yang berkecambah. Percobaan rumah kaca ada lima macam perlakuan, masing-masing perlakuan dilakukan 5 ulangan. Pada saat tanaman bawang merah berumur 4 minggu setelah tanam (MST), dilakukan pengamatan intensitas penyakit, pengamatan jenis dan jumlah mikroba daun serta penyemprotan setiap suspensi perlakuan. Setelah satu minggu, tanaman diinokulasi dengan suspensi A. porri (kepadatan konidia 1000 konidia/ml) tanaman disungkup dengan plastik untuk menjaga kelembaban. Satu minggu setelah inokulasi dilakukan pengamatan jenis dan jumlah mikroba. Pengamatan intensitas penyakit dilakukan sebanyak empat kali dengan selang waktu tiga hari sekali.
Collections
- UT - Plant Protection [2436]