| dc.description.abstract | Rotan merupakan salah satu komoditi ekspor yang penting sebagai sumber devisa negara dari sektor non-migas. Indonesia mempunyai potensi rotan terbesar di dunia, yakni 622.000 ton per tahun untuk semua jenis dan 253.000 ton per tahun untuk jenis komersil. Sejalan dengan itu, kemampuan suplai ke pasar dunia juga sangat besar, yaitu 80 % dari kebutuhan rotan dunia atau 80.000 - 100.000 ton per tahun (Nandika et al., 1992).
Rotan batang (Daemonorops robustus) merupakan salah satu tumbuhan rotan yang
paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, tumbuh hampir di seluruh nusantara, batangnya mudah dipanen, kuat, ulet, lurus, mudah dikerjakan serta banyak ragam manfaatnya. Namun keawetan alami rotan batang tergolong rendah dan umur pakainya relatif singkat, sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan keawetan rotan batang yang menjamin umur pakai rotan batang lebih lama. Metode yang digunakan yaitu metode kimia dan metode tanpa bahan kimia (Willeitner and Liese, 1992). Penggunaan metode kimia secara umum lebih efektif untuk perlindungan rotan batang, namun sering tidak ekonomis dan tidak mudah digunakan, terlebih untuk industri kecil dengan modal usaha yang terbatas. Sebaliknya metode tanpa bahan kimia sangat murah dan dapat dilakukan tanpa peralatan yang rumit.
Suatu penelitian mengenai upaya peningkatan keawetan rotan batang (Daemonorops
robustus) dengan metode tanpa bahan kimia (perebusan dan pengukusan) dan pengujian ketahanannya terhadap serangan rayap kayu kering Cryptotermes cynocephalus Light. telah dilakukan, disertai pengujian sifat fisis dan mekanis rotan batang setelah mengalami perebusan dan pengukusan, meliputi kualitas warna, berat jenis, MOE (Modulus of) Elasticity) dan tegangan lentur maksimum. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu alternatif peningkatan mutu keawetan rotan batang tanpa bahan kimia dengan biaya yang
murah dan dapat dilakukan tanpa peralatan yang rumit, terutama untuk industri kerajinan rotan skala kecil di Indonesia. Hasil pengujian ketahanan rotan batang terhadap rayap kayu kering menunjukkan bahwa rotan batang yang telah mengalami percbusan dan pengukusan pada suhu 100 °C mempunyai nilai rata-rata persentase mortalitas rayap kayu kering dan persentase kehilangan berat lebih baik dari kontrol dengan nilai masing-masing 41,44 % dan 0,62 % untuk pengukusan, 37,33 % dan 0,95 % untuk perebusan, 30 % dan 1,64 % untuk kontrol. Proses pengukusan lebih baik dalam meningkatkan persentase mortalitas rayap kayu kering dan menurunkan persentase kehilangan berat rotan batang dibandingkan perebusan. Pengukusan selama 30 menit menghasilkan nilai rata-rata persentase mortalitas rayap kayu kering dan persentase kehilangan berat terbaik, masing-masing sebesar 51 % dan 0,45 %. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa faktor perlakuan, faktor waktu, serta interaksi kedua faktor tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan persentase mortalitas rayap kayu kering pada selang kepercayaan 95 %. Semua nilai persentase kehilangan berat rotan baik kontrol, rotan yang direbus maupun rotan yang dikukus, mempunyai derajat proteksi rotan sebesar 100, sebab nilai persentase kehilangan beratnya < 5%. Hal ini berarti tidak ada perbedaan antara kontrol, perlakuan perebusan dan perlakuan pengukusan dalam hal derajat
proteksi rotan. | id |
