Upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan melalui penegakan hukum
View/ Open
Date
2004Author
Sitorus, Indra Manalaksak
Saharjo, Bambang Hero
Chaniago, Dasrul
Metadata
Show full item recordAbstract
Kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu permasalahan dalam pengelolaan kawasan hutan. Menurut Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan United Nations Development Programme (1998), kebakaran besar telah terjadi beberapa kali sejak awal tahun 1980-an, yaitu 1981-1982, 1987, 1991, 1994 dan 1997/1998. Dampak kebakaran hutan dan lahan tidak hanya terasa di Indonesia tetapi juga ke negara tetangga.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis Berkas Perkara dan titik panas (hot spor) PT ADEI Plantation and Industry serta PT Jatim Jaya Perkasa. Data-data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang bersumber dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan serta Kementrian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Ddata-data tersebut kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif.
Pengelompokkan data-data secara deskriptif tersebut digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai luas kebakaran hutan dan lahan (khususnya Provinsi Riau), jumlah titik panas yang dimiliki PT ADEI Plantation and Industry dan PT Jatim Jaya Perkasa serta penegakan hukum pengelolaan hutan dan lahan, sehingga dapat dilihat bagaimana dampak penegakan hukum pengelolaan kawasan hutan dan lahan terhadap perusahaan PT ADEI Plantation and Industry dan PT Jatim Jaya Perkasa serta terhadap perusahaan-perusahaan perkebunan yang beroperasi di Provinsi Riau.
Menurut analisis Lapan Indonesia di lahan PT ADE! Plantation and Industry pada bulan Mei, Juli dan Agustus tahun 1997 menunjukkan 6 titik panas sedangkan bulan Maret dan Nopember tahun 1998 tercatat 9 titik panas. Menurut ASMC Singapura bulan Februari, Maret, April, Juni, Juli, Agustus dan September tahun 1999 tercatat 159 titik panas. Bulan Februari, Maret, April, Mei, Juli, Oktober dan Desember tahun 2000 tercatat 80 titik panas. Bulan Maret, Juni dan Juli tahun 2001 tercatat 9 titik panas, sedangkan bulan Februari, Maret dan Agustus tahun 2022 tercattaat 14 titik panas.
Menurut analisis Lapan Indonesia di lahan PT Jatim Jaya Perkasa bulan Mei tahun 1997 tercatat I titik panas, sedangkan bulan Nopember tahun 1998 tercatat I titik panas. Analisis ASMC Singapura menunjukkan bulan Maret, April,Juli dan Agustus tahun 1999 tercatat 9 titik panas. Bulan Maret dan Juni tahun 2000 tercatat 11 titik panas. Bulan Juli tahun 2001 tercatat 3 titik panas, sedangkan pada bulan Juli dan Agustus tahun 2002 tercatat 12 titik panas.
Collections
- UT - Forest Management [2979]