Penentuan zona potensial budidaya mutiara, Pinctada spp. dengan cell based modeling:studi kasus perairan sekotong, Lombok Barat, NTB
View/ Open
Date
2007Author
Pasek, I. Made Royn Sudiartha
Siregar, Vincentius Paulus
Agus, Syamsul Bahri
Metadata
Show full item recordAbstract
Analisis spasial pada data raster merupakan dasar dari metode Cell Based Modeling-SIG yang dapat digunakan sebagai penentuan kawasan optimum. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan zona potensial budidaya mutiara dengan Cell Based Modeling di Perairan Sekotong, Lombok Barat, NTB Cell Based Modeling merupakan salah satu model dalam aplikasi SIG berbasis grid yang membagi ruang berdasarkan satuan unit sel dengan bentuk dan ukuran yang seragam serta terdistribusi secara sistematis sebagai suatu permukaan ruang.
Penelitian ini dilakukan di Perairan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, NTB yang terletak pada 115° 52-115° 57' Bujur Timur dan 8° 42'-8° 46' Lintang Selatan. Survei lapang dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2006. Dalam penelitian ini, dilakukan integrasi data penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Alur kegiatan penelitian ini meliputi pengolahan citra awal, survei lapang dan analisis kesesuaian perairan.
Parameter budidaya mutiara terdiri atas 14 parameter yang merupakan modifikasi dari Winanto (1991): Bakosurtanal (1996); Pandey et. al (2006) dan diskusi pakar. Parameter terdiri atas faktor biofisik perairan (keterlindungan, kedalaman, kecepatan arus, substrat dasar, klorofil a, muatan padatan tersuspensi
dan jarak dari jalur pelayaran komersial). Seluruh data spasial parameter berformat raster. Parameter budidaya yang diturunkan dari hasil transformasi algoritma yaitu
suhu, salinitas, ph, oksigen terlarut dan jarak dari muara sungai), faktor konservasi (jarak dari kawasan mangrove) dan aktivitas manusia (jarak dari pemukiman pesisir substrat dasar perairan, suhu permukaan laut, muatan padatan tersuspensi, dan konsentrasi klorofil-a. Kedalaman perairan dispasialkan dengan menginterpolasi titik-titik kedalaman dari peta lingkungan laut Bakosurtanal dengan metode Natural Neighbors. Sebaran salinitas, pH dan oksigen terlarut dispasialkan dengan menginterpolasi titik-titik hasil survei dengan metode Spline. Faktor konservasi Global Function. Selang kelas kesesuaian berkisar antara; Kelas Sangat Sesuai
dispasialkan dengan membuat raster buffer dari kawasan ekosistem mangrove, kemudian di tumpang susun dengan metode Weighted Overlay mengikuti fungsi
sedangkan faktor aktivitas manusia dispasialkan dengan membuat raster buffer dari pemukiman pesisir dan jalur pelayaran. Seluruh parameter berformat raster tersebut
(S1)-2,3335-3,0000, Kelas Sesuai (S2)= 1,6668-2,3334, Kelas Tidak Sesuai
(S3)= 1,0000 1,6667
Dari hasil analisis spasial berdasarkan Cell Based Modeling, daerah yang termasuk dalam kategori sangat sesuai untuk budidaya mutiara memiliki luas 131,04 ha terletak di Teluk Batukijuk tepatnya di bagian Selatan dan Timur Gili Sudak,
bagian Timur Gili Gede, Desa Gili Genting, bagian Barat Gili Asahan, Teluk Tanjungkaw, dan Teluk Gaok. Daerah dengan kategori sesuai memiliki luas 698,58 ha berada di Teluk Tanjungkaw, Teluk Gaok, Teluk Batukijuk tepatnya di bagian Selatan Gili Tangkong dan Gili Sudak, bagian Timur dan Selatan Gili Gede, bagian Timur Gili Renggit dan bagian Barat Gili Asahan.
