Show simple item record

dc.contributor.advisorSetiadi, Yadi
dc.contributor.authorNuryadi, Deden
dc.date.accessioned2023-11-02T07:04:56Z
dc.date.available2023-11-02T07:04:56Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130275
dc.description.abstractDi Indonesia jenis-jenis meranti tersebar di hutan-hutan Dipterocarpaceae di Kalimantan, Sumatera, Kepulauan Maluku dan Irian Jaya. Dipterocarpacea merupakan suku penghasil kayu sangat unggul dari kawasan tropis Asia Kebutuhan akan kayu sebagai bahan baku industri terus meningkat, dilain pihak perlandangan berpindah dan pembukaan hutan yang kurang bertanggung jawab merupakan ancaman serius yang menyebabkan kerusakan hutan di Indonesia. Disamping nilai kayunya yang tinggi beberapa jenis meranti juga menghasilkan biji tengkawang yang banyak dipergunakan untuk industri kosmetika, sabun dan lain-lain. Dalam mengelola hutan dipterocarpaceae agar kesinambungan produksinya terjamin, maka diperlukan usaha-usaha dalam teknologi budidaya. terutama bila mengingat kesulitan pengembangan hutan dipterocarpaceae dalam pengadaan bibit dengan mutu yang baik. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah memberikan masukan berupa pupuk organik cair diyakini dapat membantu memperbaiki kesuburan tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman dan aktivitas mikroorganisme serta memperbaiki sifat-sifat tanah seperti kapasitas tukar kation dan sebagai penyeimbang ketersedian hara makro dan mikro. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh macam pupuk organik cair dan mencari tipe pupuk organik cair yang baik bagi pertumbuhan semai Shorea pinanga dan S. palembanica. Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulai Mei hingga Agustus 2003 di halaman depan Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan dan Laboratorium Bioteknologi Hutan dan. Lingkungan PAU IPB. Penelitian ini mengunakan dua jenis semai shorea dengan tujuh taraf perlakuan yaitu Q0= kontrol, QIA = pupuk organik cair dari kotoran ayam 20%, QIB = pupuk organik cair dari kotoran ayam 10%, Q2A pupuk organik cair dari kompos organik 20%, Q2B = pupuk organik cair = dari kompos organik 10%, Q3 Humega 6% (asam humik) dan Q4= Gro Mate. Aplikasi pemupukan sebanyak 200 ml/polybag. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pengulangan tujuh kali. Hasil yang didapat dianalisa dengn Uji Sidik Ragam Anova dan di lanjutkan dengan Uji Lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan asam humik menunjukkan hasil yang lebih baik diantara perlakuan lainnya terhadap diameter semai S. pinanga sebesar 0.86 mm atau 330 % terhadap kontrol dan perlakuan gro mate dengan dosis 0.25% menunjukkan hasil paling baik terhadap diameter dan berat kering total semai S. palembanica sebesar 1.00 mm atau 194.11% dan 3.23 gr atau 121.23%. Perlakuan pemupukan dengan berbagai jenis pupuk organik cair yang berbeda ini pada...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural Universityid
dc.subject.ddcKehutananid
dc.subject.ddcManajemen Hutanid
dc.titleRespon pertumbuhan semai Shorea pinanga Scheff dan Shorea palembanica Miq. terhadap pemberian pupuk organik cairid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordShorea pinangaid
dc.subject.keywordShorea palembanicaid
dc.subject.keywordPupuk organikid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record