Show simple item record

dc.contributor.advisorMangkuprawira, Sjafri
dc.contributor.authorHardhani, Rahmatia
dc.date.accessioned2023-11-02T06:05:15Z
dc.date.available2023-11-02T06:05:15Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130213
dc.description.abstractPT Heinz ABC Indonesia merupakan perusahaan yang sangat memperhatikan pengembangan kemampuan kerja karyawan. Salah satu cara yang telah dilakukan adalah melalui pelatihan yang diberikan secara berkala kepada karyawan Depertemen Produksi sebagai usaha meningkatkan kapasitas pengetahuan teknis, konseptual, dan moral agar sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Karyawan mengikuti pelatihan karena memang diwajibkan oleh perusahaan. Selama ini karyawan merasa bahwa manfaat yang didapatkan dengan mengikuti pelatihan ini kurang begitu berpengaruh terhadap pekerjaan karena sebenarnya materi pelatihan yang diberikan terkait dengan pekerjaan sudah dapat karyawan pahami tanpa harus mengikuti pelatihan. Pelatihan dilakukan dengan materi yang mengalami pengulangan. Namun demikian masih terdapat berbagai penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan padahal seharusnya penyimpangan itu tidak terjadi karena telah disampaikan dalam pelatihan. Kejenuhan dalam mengikuti pelatihan dirasakan oleh karyawan dengan masa kerja yang cukup lama. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk mengetahui pelatihan apa yang dibutuhkan oleh karyawan dan pelatihan yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi agar dapat mengetahui reaksi karyawan terhadap pelatihan sehingga dapat digunakan untuk menetapkan pelatihan di masa datang. Hal ini disebabkan dampak dari pelaksanaan pelatihan sebenarnya bisa ditingkatkan apabila pelaksanaan pelatihan sesuai dengan kebutuhan karyawan sehingga tujuan penelitian ini adalah mengkaji pelaksanaan pelatihan karyawan di Departemen Produksi Pabrik Daan Mogot PT Heinz ABC Indonesia, menentukan kebutuhan dan materi pelatihan bagi karyawan perusahaan berdasarkan analisis kebutuhan pelatihan dengan metode Training Needs Assessment Tool (TNAT) serta menentukan tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan atribut pelatihan oleh karyawan. Penelitian dilakukan pada aspek pengembangan sumber daya manusia pada program pelatihan karyawan di Departemen Produksi Pabrik Daan Mogot PT Heinz ABC Indonesia yang telah ditentukan berdasarkan rekomendasi perusahaan dan studi penjajakan penulis. Kajian mengenai kebutuhan pelatihan dengan metode Training Needs Assessment Tool (TNAT) dilakukan pada kondisi sekarang untuk melihat seberapa perlu diadakannya pelatihan bagi karyawan bagian tersebut. Pelatihan yang telah dilaksanakan juga dievaluasi untuk melihat seberapa penting pelatihan tersebut dan mengetahui tingkat kepuasan karyawan terhadap pelatihan tersebut. Pelatihan yang diteliti adalah pelatihan yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2006. Berdasarkan hasil analisis dan wawancara dalam penelitian diketahui bahwa pelatihan telah berjalan dengan baik namun karyawan masih belum memperoleh manfaat yang maksimal dari pelatihan. Penentuan kebutuhan pelatihan di perusahaan masih belum mempertimbangkan masukan dari karyawan sebagai calon peserta pelatihan. Proses identifikasi kebutuhan pelatihan selama ini masih ditentukan berdasarkan penilaian subyektif atasan langsung dan hanya disesuaikan dengan program perusahaan pusat sehingga belum ada koordinasi yang baik antara pihak penentu penyelenggaraan pelatihan dengan karyawan yang akan mendapat pelatihan. Dari hasil penentuan kebutuhan pelatihan dengan metode Training Needs Assessment Tool menunjukkan adanya kemampuan kerja karyawan yang memiliki nilai di bawah kemampuan kerja yang seharusnya dimiliki oleh jabatan karyawan tersebut, sehingga masih dibutuhkan pelatihan untuk subyek analisis tersebut. Supervisor membutuhkan pelatihan untuk lima jenis kemampuan dari tujuh kemampuan yang dianalisis. Kemampuan yang membutuhkan pelatihan yaitu pekerjaan, motivasi, kedisiplinan, kepemimpinan, dan team work. Pelatihan yang dibutuhkan kepala seksi ada enam jenis kemampuan yaitu pekerjaan, motivasi, kedisiplinan, team work serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Sedangkan line leader membutuhkan jenis pelatihan kemampuan dari seluruh subyek yang dianalisis yaitu pekerjaan, motivasi, kedisiplinan, kepemimpinan, team work, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan serta komunikasi dan koordinasi...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcMetode pelatihanid
dc.titleAnalisi kebutuhan dan atribut pelatihan supervisor,kepala seksi dan Line Leader departemen produksi pabrik Daan Mogot PT.Heinz ABC Indonesiaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordJenis pelatihanid
dc.subject.keywordPelatihan berbasis kompetensiid
dc.subject.keywordEvaluasi pelatihanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record