Pendugaan sebaran zooplankton dengan metode hidroakustik di Perairan Pesisir Barat Sumatera
View/ Open
Date
2004Author
Duror, Muhammad Bahaud
Hestirianoto, Totok
Pujiyati, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Jumlah pulau di Indonesia sebanyak 17.508 pulau, panjang garis pantai 81.000 km dan terbentang landas kontinen yang luas, secara keseluruhan menghasilkan ekosistem yang baik dan berarti untuk daerah penangkapan ikan yang menjanjikan (Pasaribu, 1999). Masa depan perikanan Indonesia sendiri (lepas pantai dan samudera) akan lebih berorientasi ke Lautan Hindia, karena di perairan ini persaingan terhadap kapal-kapal asing relatif kecil. Selain itu, daerah penangkapan ikan lainnya adalah Sumudera Pasifik di utara Irian Jaya, perairan utara Sulawesi dan Laut Cina Selatan. Tetapi, pemanfaatan yang ditujukan kepada bidang perikanan ini masih belum dilaksanakan secara optimal. Hal ini dikarenakan informasi mengenai sumber daya perikanan, terutama perikanan laut masih belum mencukupi. Perairan Pesisir Barat Sumatera merupakan salah satu wilayah laut Indonesia yang kaya akan sumber daya hayati. Salah satu cara untuk menduga kekayaan sumber hayati di perairan tersebut adalah dengan mengetahui jumlah kepadatan dan kelimpahan plankton. Menduga ukuran, jumlah kepadatan dan kelimpahan plankton serta sebaran plankton dapat menggunakan pendugaan rata-rata target strength dan back
scattering volume plankton yaitu dengan menggunakan sistem hidroakustik.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan pendugaan sebaran zooplankton dengan mencari nilai rata-rata Target Strength dan dan Buck Scattering Volume plankton, dan melihat faktor-faktor oseanografi yang mempengaruhinya.
Penelitian ini mengikuti kegiatan kerjasama antara Pusat Penelitian Oseanografi LIPI (P₂O-LIPI) dengan Ocean Research Institute of Tokyo dengan topik keanekaragaman zidat di Perairan Pesisir Barat Sumatera dan Samudra Hindia. Pengambilan data dilakukan dari tanggal 4 Juni 2003 sampai dengan 22 Juni 2003 di Perairan Pesisir Barat Sumatera Desain survey yang digunakan dalam penelitian ini adalah trek lurus. Data akustik diperoleh dengan pemancaran gelombang suara yang dipancarkan oleh
split beam echosounder EK 500 dengan frekuensi 38 kHz dan 120 kHz. Data yang diperoleh berupa datagram (DG), kemudian dikompres menjadi Duta Threshold (DT).
Data threshold diolah dalam software EP 500. data dianalisis dengan menggunakan strata 5-200 meter, dan per strata masing-masing: 550 m (strata 1), 50-100 m (strata 2),
100-150 m (strata 3), dan 150-200 m (strata 4). Dari pengolahan data dengan EP 500 didapatkan nilai SV, sedangkan untuk mendapakan nilai rata-rata TS digunakan rumus :
Sv=10 Log n + TS; n adalah nilai densitas dari hasil tangkapan jaring IKMT. Data hasil olahan tersebut kemudian diplotkan dengan menggunakan software ODV (Ocean Data
View). Software Ocean Data View (ODV) digunakan untuk mendapatkan data oseanografi
(suhu, salinitas dan turbiditas) secara horizontal dan vertikal...
