Karbon tersimpan dan produktivitas padang lamun di Pulau Pari, Kepulauan Seribu
View/ Open
Date
2010Author
Simbolon, Nofaria
Prartono, Tri
Ulumuddin, Yaya I.
Metadata
Show full item recordAbstract
Fungsi Ekologi padang lamun telah banyak diteliti, namun tidak pada
peran padang lamun sebagai ekosistem yang mampu menyerap karbon dan
menimbunnya dalam bentuk biomassa (daun, seludang, akar dan rhizoma)
maupun sedimen di laut. Kapasitas penyimpan karbon ini dapat dilihat dari
tingkat produktivitas (g C/ m2/ hr) dan karbon tersimpannya pada selang waktu
tertentu.
Penelitian ini bertujuan menentukan kandungan karbon organik yang
tersimpan dalam bentuk biomassa serta menentukan kapasitas padang lamun
dalam menyerap karbon berdasarkan produktivitas dan karbon tersimpannya.
Penelitian ini merupakan bagian dari kegiatan penelitian Laboratorium Biologi
Laut, Pusat Penelitian Oseanografi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2OLIPI)
dan dilakukan pada bulan April dan Mei 2009 di Pulau Pari, Kepulauan
Seribu.
Penentuan kandungan karbon pada ekosistem padang lamun dilakukan
pada padang lamun dengan satu jenis dan beberapa jenis lamun. Besarnya karbon
yang tersimpan pada padang lamun (lamun, serasah lamun) dan sedimen (sedimen
dan sedimen terperangkap) dapat dilihat dalam bentuk biomassa (gr C), serta
produktivitasnya (g C/ m2/ hr). Pengamatan pertumbuhan dan sedimen
terperangkap dilakukan selama lima hari, sedangkan pengamatan serasah
dilakukan selama 10 hari.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa below ground terutama rhizoma
mempunyai biomassa karbon tersimpan terbesar 168,43 g C m-2 pada jenis lamun
Enhalus acoroides, 44,04 g C m-2 pada jenis Thallasia hemprichii dan 9,16 g C m-
2 pada Cymodocea rotundata. Kandungan karbon tersimpan pada sedimen
berkisar antara 3,025 – 4,835 g C/ m3, dimana terbesar di temukan pada lokasi
Pulau Pari bagian utara dengan jenis substrat pasir sangat halus. Tingkat
pertumbuhan daun muda pada tiga jenis lamun yang diteliti lebih cepat
dibandingkan pertumbuhan daun tuanya, dimana produktivitas terbesar yaitu 1,53
g C/ m2/ hr. Kandungan karbon total pada sedimen terperangkap yang ditemukan
pada daerah di bawah mangrove merupakan terbesar dibandingkan pada daerah
diantara lamun dan mangrove serta daerah di bawah lamun. Produksi serasah
yang didapat pada padang yang terdiri dari beberapa jenis dalam bentuk biomassa
maupun karbon tersimpannya lebih banyak dibandingkan pada padang lamun
dengan satu jenis. Karbon tersimpan yang berasal dari serasah mencapai 0,38 –
0,85 g C/ m2/ h pada bagian yang melayang dan 1,22 – 2,89 g C/ m2/ h pada
serasah yang tenggelam.
