dc.description.abstract | PT Bimo Prasetyo merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam
golongan usaha pengadaan barang dan kontraktor bidang struktur bangunan.
Pergudangan (warehouse) merupakan salah satu konstruksi sipil khusus gedung
yang nilai konstruksinya naik setiap tahun sejak tahun 2004 hingga 2009. Rata rata kenaikan nilai konstruksi sipil khusus gedung sekitar 11,77% .Salah satu
bidang jasa konstruksi yang dijalankan PT Bimo Prasetyo dan banyak diminta
jasa pembangunannya oleh perusahaan-perusahaan lain adalah pembangunan
warehouse. Dengan banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi,
menyebabkan persaingan dalam membangun warehouse yang dapat memenuhi
permintaan owner. Pemasok berperan penting untuk menjaga kontinuitas dan
pekerjaan proyek, maka evaluasi pemasok diperlukan untuk memenuhi
permintaan proyek secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
Mengkaji alur kegiatan proyek dan bobot masing-masing pekerjaan proyek
pembangunan warehouse pada kontraktor PT. Bimo Prasetyo. (2) Menganalisis
penilaian pemasok yang sesuai berdasarkan kriteria-kriteria pada kontraktor PT.
Bimo Prasetyo. (3) Mengaplikasikan AHP dalam mengukur pemasok yang sesuai
di kontraktor PT. Bimo Prasetyo.
Pengambilan sampel dilakukan secara non-probabilitas. Responden
penelitian ini adalah pihak PT Bimo Prasetyo yang berada di lokasi proyek dan
berhubungan dengan pemasok, antara lain Project Manager, Site Manager, Safety
sekaligus Quality Control, dan Staf Logistik. Analisis data menggunakan analisis
deskriptif untuk mengidentifikasi alur pekerjaan proyek dan bobot masing-masing
pekerjaan pembangunan warehouse. Pengolahan data menggunakan Proses
Hirarki Analitik untuk menganalisis evaluasi pemasok pada PT Bimo Prasetyo.
Alur pekerjaan proyek pada PT Bimo Prastyo antara lain, proses memulai
pekerjaan, proses pengajuan anggaran proyek, proses pengajuan ijin kerja, proses
pembelian barang dari pemasok, proses pembuatan BAST, dan proses
pembayaran ke pemasok. Pembangunan warehouse meliputi pekerjaan persiapan
(3,79%), pekerjaan warehouse (60,94%), Yard ELV (26,47%), dan bongkaran
gudang (8,81%). Kriteria pemasok yang menjadi prioritas adalah kontinuitas
(0,241). Sedangkan untuk subkriteria yang menjadi prioritas untuk masing-masing
kriteria antara lain, kesesuaian spesifikasi barang dengan kebutuhan proyek
(0,428), sistem dan waktu pembayaran yang mudah (0,548), kemampuan pemasok
memenuhi pesanan (0,568), perjanjian tertulis/kontrak (0,872), jumlah minimal
pegiriman (0,795), dan kemampuan mengirimkan pesanan tepat waktu (0,408).
Pemasok dengan bobot tertinggi yaitu PT Golden Teknik sebagai pemasok
struktur baja. Hasil bobot untuk kriteria antara lain kualitas (0,461), harga (0,447),
ketersediaan barang (0.418), sistem kerjasama (0.352), kontinuitas (0,433),
pengiriman (0,449). Hasil bobot PT Golden Teknik lebih tinggi dibandingkan PT
Union Metal dan PT Sudari. | id |