dc.description.abstract | Seiring berkembangnya teknologi dalam dunia medis saat ini, sudah
ditemukannya berbagai macam jenis obat untuk menyembuhkan berbagai jenis
macam penyakit. Untuk mengetahui keefektifan obat yang telah dibuat,
diperlukan sebuah media percobaan, dalam hal ini sejak dahulu menggunakan
hewan tikus putih sebagai media percobaan. Selain itu, dengan banyaknya
bermacam-macam gaya hidup manusia, yang dapat mempengaruhi terciptanya
hobby seseorang, pada zaman sekarang ini banyak manusia yang mempunyai
hobby yang cukup unik, diantaranya mempunyai hobby memelihara binatang
reptil. Sehingga banyak pemilik hobby ini membutuhkan tikus putih untuk
memberikan pakan untuk hewan reptilnya. Tujuan penelitian ini adalah: (1)
Menganalisis kondisi usaha ternak tikus putih; (2) Menganalisis kelayakan
pendirian usaha ternak tikus putih dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek
teknis dan teknologis, aspek manajemen dan operasional, serta aspek finansial; (3)
Memberikan rekomendasi yang dapat digunakan untuk memajukan usaha ternak
tikus putih. Penelitian ini dilakukan di Peternak tikus atau mencit putih Imorelia
Bogor.
Studi kelayakan bisnis merupakan gambaran kegiatan usaha yang
direncanakan, sesuai dengan kondisi, potensi dan peluang yang tersedia dari
berbagai aspek, diantaranya: Aspek pasar dan pemasaran, Aspek teknis dan
tknologi, Aspek manajemen operasional, dan aspek finansial. Definisi UKM
dalam Kepmenperindag adalah suatu usaha dengan nilai investasi maksimal Rp. 5
milyar termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Sedangkan BPS mengenai
jenis UKM berdasarkan jumlah tenaga kerja. Sedangkan Tikus putih atau mencit
(Mus Musculus) adalah anggota tikus-tikusan yang berukuran kecil. Jenis data
yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang terdiri dari data kualitatif
dan kuantitatif, Sedangkan pengolahan data menggunakan paket komputerisasi
perhitungan program excel (Abdul Kohar, 2012). Metode analisis data secara
kuantitatif dilakukan dengan menghitung kelayakan usaha ini dari aspek
finansialnya, dengan menghitung Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), Net B/C, Payback Period (PBP) dan analisis sensitifitas.
Hasil analisis kelayakan, baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif
menunjukkan bahwa usaha tikus putih ini layak untuk dijalankan. Hal tersebut
salah satunya ditunjukkan dengan analisis finansial yang menghasilkan
nilaiSedangkan hasil analisis aspek finansial menunjukkan nilai NPV positif
Rp.14.050.000,-., nilai IRR 29% dimana nilai ini lebih besar dari nilai suku bunga
pinjaman yang digunakan (14 persen), Net B/C 2,73, BEP Rp. 15.728.000,- dan
PBP 6,4 tahun. Hasil analisis sensitivitas dengan skenario kenaikan tingkat inflasi
8 persen dan penurunan penjualan pada 5 tahun terakhir, dengan setiap tahunnya
turun 1 persen yang menunjukan bahwa usaha ini dapat dikatakan masih layak
untuk dijalankan. | id |