Aplikasi SIG dalam analisis kesesuaian wilayah budidaya kerapu dengan menggunakan keramba jaring apung di wilayah perairan labuan, Banten
View/ Open
Date
2010Author
Dandoro, Abie Ariyo
Susilo, Setyo Budi
Panjaitan, James P.
Metadata
Show full item recordAbstract
Industri pengolahan kerapu berkembang dengan sangat pesat.
Pertumbuhan cepat ini menyebabkan tingginya permintaan komoditas kerapu.
Hingga saat ini, industri pengolahan ikan kerapu belum memiliki sumber pasokan
bahan baku yang mencukupi kebutuhan Pembudidayaan ikan kerapu dapat
menjadi suatu alternatif bagi penyediaan kebutuhan akan komoditas tersebut.
Sistem informasi geografis (SIG), memberikan kemudahan dalam pemilihan
lokasi budidaya yang tepat bagi ikan kerapu.
Lokasi penelitian berada di Perairan Labuan, Kabupaten Pandeglang,
Propinsi Banten pada wilayah sekitar 6009’-6033’ LS dan 105039’-105051’ BT.
Waktu penelitian berlangsung mulai bulan Juni 2007 hingga bulan Mei 2008.
Data yang digunakan adalah citra satelit FORMOSAT 2 Wilayah Labuan dengan
akuisisi tanggal 29 Agustus 2007, Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI)
Wilayah Labuan skala 1 : 50.000, serta data yang didapat dari pengukuran
lapangan. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada 18 titik di berbagai
posisi.
Analisis spasial yang digunakan untuk penentuan kawasan potensial
budidaya adalah berdasarkan metode cell based modeling, baik untuk
pengkelasan maupun untuk overlay setiap parameter yang telah diperoleh dari
pengukuran lapangan maupun ekstraksi citra satelit. Setelah seluruh parameter
dikelaskan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, kawasan kesesuaian
budidaya kerapu ditentukan dengan metode overlay.
Setelah dilakukan overlay, didapat lokasi untuk masing-masing kelas
kesesuaian untuk budidaya kerapu dengan keramba jarring apung. Wilayah yang
sangat sesuai untuk budidaya dapat dilihat pada wilayah lepas pantai barat laut
dari Desa Sidamukti, sebelah barat Pulau Popole, dan di wilayah lepas pantai di
arah barat laut dari Desa Caringin. Wilayah sesuai untuk budidaya ikan kerapu
terlihat cukup luas di wilayah Perairan Labuan. Wilayah sesuai terbatas untuk
budidaya kerapu dengan menggunakan keramba jaring apung terdapat di
wilayah pantai dan arah utara dari Tanjung Lesung. Wilayah tidak sesuai terlihat
di tepi pantai di daerah selatan Tanjung Lesung.
Hasil pengolahan dari seluruh luas wilayah penelitian sebesar 163,39 km2 ,
didapat Wilayah sangat sesuai untuk budidaya ikan kerapu memiliki persentase
luas sebesar 0,3% dari seluruh luas wilayah, sedangkan wilayah yang sesuai
sebesar 51,2%. Wilayah kelas sesuai terbatas memiliki luas sebesar 48,4% dari
total wilayah, dan wilayah tidak sesuai memiliki luasan sebesar 0,1%.
