Variasi berat plasenta manusia pada dua ketinggian tempat berbeda
View/ Open
Date
2001Author
Lestari, Dwiani Kanthi
Suryobroto, Bambang
Perwitasari, Dyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Plasenta penting dalam perkembangan fetus karena plasenta adalah jembatan antara ibu dengan fetus. Difusi oksigen melalui membran plasenta menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan difusi oksigen melalui membran respirasi. Pertambahan ketinggian tempat menyebabkan perubahan fisik lingkungan, terutama penurunan tekanan atmosfir. Tekanan oksigen yang dihirup pada dataran tinggi, mengalami penurunan. Penelitian ini dilakukan pada ketinggian sekitar 6 m di atas permukaan laut (dpl) (dataran rendah) dan di atas 800 m dpl (dataran tinggi). Plasenta ditimbang beratnya dan diukur pan- jang, lebar serta tebalnya. Tidak ada dimorfisme kelamin untuk berat plasenta maupun berat bayi di kedua ketinggian. Berat plasenta di dataran tinggi terletak pada kisaran yang lebih tinggi daripada di dataran rendah. Berat plasenta antara kedua ketinggian menunjukkan perbedaan. Berat bayi antara kedua ketinggian tidak menunjukkan perbedaan. Hubungan berat plasenta dengan berat bayi dapat di- nyatakan dalam dua model yang berbeda. Model 1 menerangkan bahwa berat plasenta berbanding lurus dengan berat bayi di kedua ketinggian. Dan model 2 menerangkan bahwa di dataran rendah pertam- bahan berat bayi berbanding lurus dengan pertambahan berat plasenta, sedangkan di dataran tinggi pertambahan berat bayi tidak selalu diikuti oleh pertambahan berat plasenta. Principal Component Analysis (PCA) menghasilkan kesimpulan bahwa tebal memiliki kontribusi terbesar terhadap berat plasenta, sehingga plasenta yang berat akan memiliki ketebalan yang lebih besar.
Collections
- UT - Biology [2145]