dc.description.abstract | Burung disebut hama karena menyebabkan kerugian bagi produk pertanian.
Burung bondol peking berpotensi sebagai hama karena tingkat konsumsi terhadap
gabah yang lebih tinggi dibanding burung lainnya. Pengendalian yang umum
digunakan oleh petani untuk mengendalikan hama ini adalah dengan
menggunakan jaring dan orang-orangan sawah, namun kedua metode tersebut
dianggap kurang efisien yaitu menyebabkan kelelahan fisik dan mahalnya upah
buruh. Salah satu alternatif pengendalian burung yaitu dengan menggunakan
tanaman yang memiliki bau menyengat sebagai repelen. Jenis tanaman yang dapat
digunakan sebagai repelen yaitu bangle (Zingiber cassumunar), jengkol
(Archidendron pauciflorum), cabai rawit (Capsicum frutescens), bawang putih
(Allium sativum), dan lada (Piper nigrum). Metode ini terdiri dari tiga percobaan,
pertama pengujian konsentrasi kelima bahan repelen yaitu konsentrasi 0,1 g/ml,
0,15 g/ml, 0,2 g/ml, 0,25 g/ml, lalu pengujian kedua yaitu pengujian multiple
choice untuk menentukan empat repelen yang paling efektif dari pengujian
pertama, dan pengujian ketiga adalah bi-choice test yaitu jenis perlakuan yang
paling efektif dari pengujian kedua dibandingkan dengan kontrol. Pada hasil
penelitian ini, konsentrasi 0,25 g/ml adalah konsentrasi yang paling efektif dari
bawang putih, lada, bangle, cabai, dan konsentrasi 0,2 g/ml pada jengkol. Pada
pengujian multiple choice, lada 0,25 g/ml adalah perlakuan yang paling efektif
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Lada 0,25 g/ml dapat menurunkan
konsumsi burung sebanyak 69,91% pada pengujian bi-choice. Meskipun tingkat
repelensi lada 0,25 g/ml lebih dari 50%, masih diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai efektivitas lada 0,25 g/ml sebagai pengusir burung di lapangan. | id |