Show simple item record

dc.contributor.advisorImran, Zulhamsyah
dc.contributor.advisorKurnia, Rahmat
dc.contributor.authorSulistyawati, Mamik
dc.date.accessioned2023-10-26T06:55:30Z
dc.date.available2023-10-26T06:55:30Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128594
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelayakan kualitas air (mencakup air, plankton dan benthos) muara Sungai Randangan bagi kegiatan perikanan, mengidentifikasi potensi dan dampak kegiatan pembukaan lahan pertambakan baru di muara Sungai Randangan terhadap ekosistem mangrove. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengelolaan dan pengembangan sumberdaya perairan wilayah pesisir Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, dalam bentuk kegiatan perikanan terutama tambak adang. Penelitian dilaksanakan oleh Tim Survei Gorontalo PKSPL-IPB, pada tanggal 6, 8 dan 9 Oktober 2002, pada empat stasiun untuk kualitas air dan sembilan stasiun untuk mangrove yang terletak di wilayah muara Sungai Randangan, Kecamatan Marisa, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo. Contoh kualitas air, plankton dan benthos yang diambil merupakan contoh sesaat (grab sample) dan dilakukan pada masing-masing stasiun dari muara sungai ke i aut. Data yang diperoleh berupa nilai-nilai hasil pengukuran kedalaman, suhu, kecerahan, kekeruhan, salinitas, pH, DO, CO₂, TSS, BOD, COD, Ammonia, Nitrat, Nitrit, Ortofosfat, Hg, plankton dan benthos. Data yang didapat selanjutnya dianalisis secara deskriptif (dalam bentuk tabel dan grafik) dan dibandingkan dengan baku mutu perairan laut bagi peruntukan kegiatan perikanan. Selanjutnya dilakukan penentuan Indeks kualitas air dengan menggunakan metode STORET, menentukan kelimpahan, kepadatan, komposisi, indeks teanekaragaman, keseragaman dan dominansi. Dari hasil pengukuran suhu pada muara Sungai Randangan menunjukkan kondisi perairan yang relatif cukup hangat (28-31,5°C). Secara umum kecerahan air dikeempat stasiun sangat rendah. Kadar TSS yang dimiliki oleh masing-masing stasiun masih tergolong baik bagi kepentingan perikanan (2-22 mg/1). Muara Sungai Randangan memiliki salinitas yang bervariasi (2-320). Berdasarkan nilai salinitasnya, stasiun 4 lebih dipengaruhi oleh air tawar karena letaknya di mulut sungai. Dapat dinyatakan bahwa air muara Sungai Randangan memiliki salinitas yang kurang optimal untuk digunakan sebagai media budidaya panan di tambak. Nilai pH pada keempat stasiun tidak jauh berbeda (6,5-10). Nilai pH tersebut masih berada pada kisaran yang diinginkan bagi kegiatan budidaya perikanan (6,5- 9) kecuali pada stasiun 1(tujuh sampai sepuluh) dan 2 (delapan sampai sepuluh). Secara kadar DO di keempat stasiun mengalami penurunan ke arah sungai (3,3-9,1 mg/l), eta masih memenuhi baku mutu untuk kegiatan budidaya biota lautid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAquaculture Managementid
dc.titleKarakteristik ekologis muara sungai Randangan, Kecamatan Marisa, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontaloid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordRandangan River estuaryid
dc.subject.keywordfisheries activitiesmid
dc.subject.keywordmangrove ecosystemid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record