Penanganan Pasca Panen di Saluran Pemasaran Wortel, Caisin dan Jagung Semi
Abstract
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui kegiatan pasca
panen di saluran pemasaran sayur dan mengetahui jumlah kehilangan basil
di setiap titik dalam urutan distribusi akibat penanganan pasca panen.
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2004 sampai Juni 2004.
Penelitian ini dilaksanakan di beberapa tempat yaitu (I) Unit Usaha Tani
Pacet Segar (UUPS), Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur (2) Kelompok
Tani Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Taruna Mekar,
Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, (3) Yayasan Bina Sarana Bakti, Peter
Agatho Elsener, Ciasarua Bogor ( 4) Pasar Induk, Pasar Kabupaten dan
Supermarket sebagai saluran pemasaran (1), (2) dan (3). Penelitian ini
menggunakan metode survei. Dalam penelitian ini digunakan dua kelompok
responden, yaitu petani dan pedagang pada setiap tingkat saluran
pemasaran. Analisis yang digunakan merupakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pasca panen yang
umum dilakukan di saluran pemasaran sayur adalah pembersihan, sortasi
dan trimming, pengkelasan, pengemasan, transportasi dan penyimpanan.
Standarisasi yang berlaku di setiap saluran pemasaran berbedabeda
tergantung kesepakatan antara penjual dan pembeli. Belum ada standarisasi
yang berlaku secara umum di semua saluran pemasaran sayur yang diteliti.
Penanganan pasca panen sayur di saluran pemasaran Pacet Segar dan YBSB
lebih baik dibandingkan di saluran pemasaran Taruna Mekar, karena
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan tentang pasca panen dan ketersediaan
sarana dan prasarana yang mendukung.
Total ke hilangan pasca panen terendah untuk komoditas wortel dan
caisin terdapat pada saluran pemasaran Pacet Segar sebesar 21,1% dan
39,9%. Total kehilangan pasca panen terendah untuk komoditas jagung
semi terdapat pada saluran pemasaran Taruna Mekar sebesar 80,3 %. Total
kehilangan pasca panen tertinggi untuk komoditas wortel dan caisin terdapat
pada saluran pemasaran Taruna Mckar seuesar 51,9% c!an 65,5%,
sedangkan untuk komoditas jagung semi terdapat pada saluran pemasaran
YBSB sebesar 89,6%. Semakin panjang jalur pemasaran semakin besar
kehilangan pasca panen yang terjadi. Penanganan pasca panen yang baik
davat menekan tingkat kehilangan pasca panen.
Persentase terkecil bagian yang diterima oleh petani (Farmer'sShare)
untuk komoditas wartel terdapat padasaluran pemasaran Pacet
Segar yaitu sebesar 8,4%, sedangkan untuk komoditas caisin dan jagung
semi terdapat pada saluran pemasaran YBSB sebesar 8,8% dan 7,1%.
Farmer's Share yang tertinggi untuk tiga kcmoditas yang diamati terdapat
pada saluran pemasaran Taruna Mekar yaitu sebesar 27, l % untuk komoditas
wortel, 40,2% untuk komoditas caisin dan 48,5% untuk komoditas jagung
semi. Secara nominal harga yang diterima petani Pacet Segar dan YBSB
lebih tinggi dibanding Petani Taruna Mekar untuk ketiga komoditi.
Kegiatan pasca panen yang tepat dapat meningkatkan nilai jual produk
sayuran.