dc.description.abstract | Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana pengaruh
perubahan iklim terhadap kondisi nelayan. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini
adalah menganalisis dampak yang ditimbulkan akibat perubahan iklim terhadap
sektor perikanan di Palabuhanratu, mengestimasi besarnya perubahan tingkat
kesejahteraan nelayan perahu motor tempel di Palabuhanratu dilihat dari berubahnya
Nilai Tukar Nelayan (NTN) sebagai akibat terjadinya perubahan iklim serta
menganalisis strategi adaptasi yang dilakukan oleh nelayan perahu motor tempel
dalam menghadapi perubahan iklim. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tren produksi dan NTN. Tren produksi bertujuan untuk melihat bagaimana
pengaruh cuaca terhadap hasil tangkapan alat tangkap payang di Palabuhanratu. NTN
merupakan perbandingan antara penerimaan rumah tangga nelayan dengan
pengeluaran rumah tangga nelayan dalam satu tahun. NTN digunakan untuk
mengestimasi tingkat kesejahteraan nelayan perahu motor tempel di Palabuhanratu.
Berdasarkan penelitian, intensitas hujan di Palabuhanratu dari tahun 2005
hingga 2009 cenderung mengalami peningkatan. Sebaliknya, jumlah hasil tangkapan
alat tangkap payang di Palabuhanratu dari tahun 2005 hingga 2009 justru cenderung
mengalami penurunan. Hal tersebut membuktikan bahwa perubahan iklim secara
nyata berdampak terhadap perubahan cuaca yang sangat ekstrim sehingga volume
produksi ikan pelagis mengalami penurunan yang sangat signifikan. Selain itu,
musim ikan pelagis menjadi tak menentu dari tahun ke tahun dengan base line ialah
tahun 2006.
Penurunan produksi ikan yang terjadi akan berdampak terhadap penurunan
penerimaan nelayan, sehingga tingkat kesejahteraan nelayan ikut menurun.
Berdasarkan perhitungan NTN pada tahun 2008, rata-rata NTN untuk nelayan perahu
motor tempel di Palabuhanratu ialah sebesar 1,53. Namun pada tahun 2009, rata-rata
NTN untuk nelayan perahu motor tempel di Palabuhanratu menurun menjadi 0,89
yang berarti rata-rata penerimaan nelayan perahu motor tempel sudah tidak dapat
memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.
Perubahan iklim yang terjadi menuntut nelayan untuk dapat beradaptasi
dengan kondisi cuaca yang lebih ekstrim dan tidak dapat diprediksi. Strategi adaptasi
yang dilakukan nelayan terdiri dari dua macam, yaitu strategi adaptasi internal dan
strategi adaptasi eksternal. Strategi adaptasi internal berasal dari nelayan itu sendiri
sedangkan strategi adaptasi eksternal berasal dari PPN Palabuhanratu.
Selain strategi adaptasi tersebut, dibutuhkan juga kebijakan di bidang
kemanusiaan, ekosistem, dan pemerintahan guna mengurangi dampak dari perubahan
iklim dan meningkatkan kesejahteraan nelayan perahu motor tempel. Adapun
rekomendasi kebijakan di bidang kemanusiaan adalah nelayan seharusnya memiliki
alternatif mata pencaharian lain agar tetap memiliki penghasilan pada saat musim
paceklik. Selain itu, nelayan juga seharusnya diberikan pelatihan softskill agar mereka
ii
memiliki keahlian lain selain melakukan penangkapan. Rekomendasi kebijakan di
bidang ekosistem terkait dengan ancaman deforestrasi yang terjadi di Indonesia.
Deforestrasi yang terjadi membuat area hutan yang dapat menyerap karbon menjadi
berkurang. Oleh karena itu, hutan sebagai penyerap dan penyimpan karbon sudah
sepatutnya untuk dijaga baik oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar hutan.
Selain itu, diperlukan kebijakan pengelolaan ekosistem yang terintegrasi antara
daratan dan lautan, sehingga pemanfaatan sumberdaya di darat tidak mempengaruhi
sumberdaya di laut. Rekomendasi kebijakan di bidang pemerintahan adalah pendirian
bank nelayan dan pemberian bantuan berupa peningkatan kapal dan alat tangkap.
Bank nelayan nelayan diharapkan dapat membantu nelayan untuk mendapatkan
pinjaman modal usaha dengan bunga pengembalian yang rendah. Bantuan yang
diberikan berguna untuk meningkatkan status nelayan buruh menjadi nelayan pemilik
dan menciptakan diversifikasi alat tangkap agar nelayan dapat melaut sepanjang
tahun. | id |