View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Economic and Management
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Economic and Management
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Analisis teknis-ekonomis penerapan sistem nilai cacat dalam tataniaga kopi di daerah Lampung

      No Thumbnail [100%x80]
      View/Open
      Fulltext (2.613Mb)
      Date
      1987
      Author
      Priyambodo, Arief
      Gonarsyah, Isang
      Kuntjoro
      Anwar, Affendi
      A. Y. Rajino
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Tujuan penelitian ini adalah (i) mempelajari struktur dan marjin tataniaga kopi setelah diterapkan sistem nilai cacat, (ii) mempelajari praktek-praktek penurunan mutu kopi yang terjadi setelah diterapkan sistem nilai cacat, lebih spesifik, (iii) menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi mutu kopi yang dihasilkan oleh setiap pelaku tataniaga, dan (iv) menentukan faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam membedakan mutu kopi yang diperjualbelikan oleh pelaku tataniaga. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus terhadap sistem tataniaga kopi daerah Lampung Utara dengan mengambil lokasi di Kecamatan Sumberjaya dan Kasui sebagai sentra produksi kopi dan Kodya Bandar Lampung sebagai pusat konsumsi dan eksportir kopi. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa setelah penerapan sistem nilai cacat (SNC) marjin tataniaga secara keseluruh- an meningkat dari Rp 283,14/kg menjadi Rp 451,2/kg. Penerimaan petani juga meningkat dari Rp 564/kg menjadi Rp 1.023/ kg, tetapi dihubungkan dengan harga FOB prosentasenya menurun dari 53,4 persen menjadi 48,4 persen. Sebaliknya bagi- an marjin yang diterima pedagang juga menurun ari 26,75 persen sebelum penerapan SNC menjadi 21,37 persen harga FOв. Adanya perbedaan mutu kopi yang diperdagangkan juga mempengaruhi marjin yang diterima pedagang perantara. Pada sistem tataniaga kopi mutu bagus, bagian marjin yang diterima pedagang relatif lebih kecil yakni 19,01 persen FOB jika dibandingkan sistem tataniaga kopi mutu jelek yang mencapai 22,8 persen FOB. Sehingga dapat diinformasikan bahwa setelah penerapan SNC struktur pasar kopi cenderung lebih bersaing dibandingkan dengan sebelumnya. Berdasarkan analisis korelasi terhadap fluktuasi harga kopi antara pasar produsen dan pasar konsumen menunjukkan bahwa transmisi harga antara kedua pasar tersebut belum berjalan dengan baik. Sedangkan fluktuasi harga kopi antara pasar-pasar produsen di Lampung Utara menunjukkan struktur pasar yang bersaing. Tetapi berdasarkan pengamatan di lapangan, tingginya koefisien korelasi dimungkinkan oleh adanya kolusi antara berbagai tingkat rantai tataniaga kopi. Hal ini menunjukkan setelah penerapan SNC tidak terjadi perubahan struktur pasar untuk menjadi lebih terpadu. ...
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128307
      Collections
      • MT - Economic and Management [3027]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      NoThumbnail