dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh NAA dan 2-iP terhadap multiplikasi temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringam Tamanan BPPT, Ciampea Bogor, pada bulan Oktober 2006 sampai dengan April 2007.
Penelitian ini menggunakan rancangan lingkungan RKLT (Rancangan Kelompok Lengkap Teracak) yang disusum secara faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor perlakuan pertama adalah NAA dengan 4 taraf, yaitu 0 (N₁), 0.5 ((N), 1.5 mg/l (Na). Faktor perlakuan kedua adalah perlakuan 2P dengan 4 ari yaitu 0 (1), 2 (h), 4 (1), 6 mg/l (L). Percobaan dikelompokan berdasarka waktu penanaman. Jadi terdapat 16 kombinasi perlakuan dan masing-masing diulang 4 kali sehingga terdapat 64 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas 4 botol yang masing-masing berisi 1 eksplan, sehingga jumlah keseluruhan adalah 256 botol kultur.
Tingkat kontaminasi kultur tergolong rendah yaitu sekitar 6.25% dari keseluruhan satuan percobaan. Kontaminasi yang terjadi selama pengamatan disebabkan oleh cendawan dan bakteri.
Eksplan temulawak tumbuh dengan baik dalam media in vitro selama pengamatan. Pertumbuhan tunas dimulai sejak minggu pertama pengamatan atau minggu setelah tanam (MST).
Hasil percobaan menunjukkan bahwa perbanyakan temulawak secara in vitro hanya dipengaruhi oleh faktor tunggal NAA maupun 2-iP. Konsentrasi NAA 1.0 dan 1.5 mg/l menghasilkan nilai rata-rata tertinggi pada peubah jumlah akar dan 0.5 mg/l pada peubah panjang akar. Jumlah daun dan panjang dan pada konsentrasi NAA 0.5 mg/l herbeda nyata lebih baik dibanding dengan kontrol (tampa NAA)
Perlakuan 2-iP berpengaruh sangat nyata meningkatkan jumlah anakan
dan berbeda nyata lebih tinggi dibanding dengan kontrol. Pemberian 2-iP 2 mg/l
menghasilkan nilai rata-rata tertinggi untuk peubah jumlah akar, panjang akar, dan
Jumlah daun. | id |