Pengaruh interaksi IBA dan BAP terhadap multiplikasi tunas kunyit (Curcuma domestica Val.) secara in vitro
View/ Open
Date
2007Author
Riansyah, Raden Sonny
Efendi, Darda
Churiyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi zat pengatur tumbuh IBA dan BAP terhadap multiplikasi tunas kunyit (Curcuma domestica Val secara in vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Agroidustri dan Bioteknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Ciampea, Bogor dan dilakukan pada bulan Januari 2007 sampai April 2007
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok (Faktorial RAK) dengan 2 faktor, yaitu konsentrasi IBA dan konsentrasi BAP, dengan pembeda (blok) waktu penanaman. Perlakuan konsentrasi IBA terdiri dari 4 taraf, yaitu 0, 0.25, 0.5, dan 0.75 mg/l, dan konsentrasi BAP terdiri dari 4 taraf, yaitu 0, 1, 2, dan 3 mg/l.
Secara umum kondisi tanaman selama berlangsungnya penelitian cukup baik Eksplan kunyit dalam media kultur in vitro selama penelitian dapat tumbuh dengan baik. Tingkat kontaminasi yang terjadi selama penelitian cukup rendah yaitu sekitar 5.4 % dari seluruh eksplan yang diamati. Kontaminasi yang terjadi disebabkan oleh cendawan dan bakteri. Untuk kontaminasi yang disebabkan oleh bakteri diduga disebabkan oleh bakteri yang terbawa dalam jaringan tanaman.
Berdasarkan hasil analisis ragam yang dilakukan diketahui bahwa perkembangan jumlah tunas eksplan kunyit hanya dipengaruhi oleh pemberian BAP. Pemberian BAP dengan taraf 1-3 mg/l tidak menghasilkan jumlah tunas yang berbeda nyata pada umur 1-8 MSP. Apabila dibandingkan dengan kontrol (BAP 0 mg/l) maka pemberian BAP dapat meningkatkan jumlah tunas eksplan sebesar 170-191%. Jumlah tunas yang dihasilkan eksplan semakin meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi BAP, meskipun secara statistik masing- masing perlakuan dengan pemberian BAP tidak berbeda nyata. Sementara itu faktor tunggal IBA pada eksplan tidak memberikan pengaruh yang nyata karena memberikan hasil yang relatif sama
Pertambahan jumlah daun eksplan kunyit hanya dipengaruhi oleh faktor tunggal BAP. Konsentrasi BAP sangat nyata memberikan pengaruh terhadap jumlah daun pada umur 8 MSP. Penambahan BAP pada media dapat meningkatkan jumlah daun pada eksplan sebesar 37-55 %. Namun, pada umur 8 MSP pemberian BAP dengan konsentrasi yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata secara statistik
Berdasarkan hasil analisis ragam yang dilakukan diketahui bahwa pertumbuhan jumlah akar eksplan kunyit hanya dipengaruhi oleh faktor tunggal BAP Perlakuan BAP 1 mg/l memberikan jumlah akar terbanyak pada umur 8 MSP Pemberian BAP dapat meningkatkan jumlah akar kurang lebih dua kali lipat bila dibandingkan dengan tanpa pemberian BAP. Antar perlakuan pemberian BAP jumlah akar semakin menurun dengan peningkatan konsentrasi BAP. Hal ini carenakan pembelahan sel pada meristem akar akan terhambat oleh pemberian sitokinin dari luar. Faktor tunggal IBA tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah akar. Hal tersebut bertentangan dengan sifat auksin yang berperan dalam merangsang pembentukan akar. Kondisi ini mungkin terjadi karena suplai auksin yang sudah mencukupi di dalam tanaman (endogen).
Ukuran tinggi eksplan kunyit hanya dipengaruhi oleh faktor tunggal BAP. Perlakuan tanpa pemberian BAP (kontrol) menghasilkan eksplan tertinggi, sedangkan perlakuan dengan pemberian BAP memiliki tinggi tanaman yang lebih rendal dimana tinggi tanaman semakin menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi BAP. Hal ini diduga akibat periode inkubasi eksplan yang terlalu lama pada media yang mengandung sitokinin sehingga perpanjangan batang terhambat Sementara itu faktor tunggal IBA tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman. IBA memiliki mobilitas yang rendah sehingga IBA sulit menyebar dan mempengaruhi tanaman secara luas untuk pertumbuhan tinggi tanamen
Berdasarkan analisis ragam yang dilakukan diketahui bahwa ukuran panjang akar eksplan kunyit dipengaruhi oleh interaksi antara IBA dan BAP serta faktor tunggal BAP. Interaksi antara IBA 0.25 mg/l dengan BAP 0 mg/l menghasilkan panjang akar terpanjang pada umur 8 MSP Kombinasi ini didukung peran IBA sebagai auksin yang dapat merangsang pertumbuhan akar dan tanpa BAP (0 mg/l) yang dapat menghambat pertumbuhan akar. Selain itu auksin dengan konsentrasi rendah memberikan pengaruh terbaik untuk pemanjangan akar karena proses primordia akar memerlukan auksin dengan konsentrasi rendah.
Kondisi planlet yang diaklimatisasi pada umur 1 MST cukup baik, hal ini terlihat dari persentase kehidupan planlet sebesar 100 %. Kondisi ini menurun pada umur 2 dan 3 MST, hingga seluruh planlet mengalami kelayuan pada umur 4 MST Planlet hasil perbanyakan in vitro dengan konsentrasi BAP 0 mg/l menghasilkan persentase kehidupan tertinggi pada umur 3 MST yaitu sebesar 50% Planlet tersebut memiliki ukuran tanaman yang paling tinggi dan secara fisik memiliki ukuran daun yang cukup besar.
Dalam upaya menghasilkan bibit kunyit bermutu tinggi maka dibutuhkan eksplan kunyit yang dapat menghasilkan nilai yang baik pada sejumlah parameter yang diamati. Berdasarkan penilaian parameter yang diamati secara umum maka dapat dikatakan bahwa BAP dengan konsentrasi 1 mg/l diharapkan dapat memberikan pengaruh terbaik untuk mendukung multiplikasi tunas eksplan kunyit.