Pengaruh pemberian pupuk fosfat terhadap produktivitas getah kopal di hutan pendidikan gunung walat Kabupaten Sukabumi Jawa Barat
Abstract
Hasil hutan dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu Hasil Hutan Kayu dan Hasil Hutan Non Kayu. Salah satu contoh Hasil Hutan Non Kayu yang memiliki potensi ialah getah kopal, namun hingga kurun waktu 10 tahun terakhir ini produksi kopal semakin menurun. Produksi kopal pada tahun 1994 mencapai 2.057 ton dan pada tahun 2003 hanya mencapai 403 ton (Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan, 2004). Sehingga apabila tidak dilakukan usaha-usaha perbaikan yang terkait dengan produksi kopal Indonesia, maka dimasa yang akan datang Indonesia akan kehilangan salah satu sumber penghasilan negara.
Produktivitas kopal dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu faktor pasif dan faktor aktif. Faktor pasif terkait dengan kualitas tempat tumbuh, umur pohon, dan faktor lingkungan. Kualitas tempat tumbuh sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara baik unsur hara makro (C, H, O, N, P, K, Ca, S. Mg dan Fe) dan unsur hara mikro (Mn, Cu, Zn, Mo, B dan Cl).
Fosfat merupakan unsur hara makro esensial yang dibutuhkan oleh tanaman, khususnya dalam kegiatan fotosintesis. Selain itu ketersediaan unsur fosfat dalam tanah pun sangat rendah sehingga kemungkinan kebutuhan tersedianya fosfat bagi tanaman juga sangat rendah. Pada areal Hutan Pendidikan Gunung Walat kandungan fosfat tergolong rendah dan produksi kopal pada arcal HPGW ini pun relatif tetap.
Untuk meningkatkan ketersediaan unsur fosfat dapat dilakukan dengan kegiatan pemupukan. Pada penelitian ini di berikan perlakuan pemupukan dengan menggunakan pupuk SP 36 selama 2 periode. Kurang lebih selama kurun waktu 6 bulan dilakukan kegiatan pengamatan, diketahui bahwa pemberian pupuk SP 361 memberikan respon positif terhadap produktivitas getah kopal, dimana pemberian pupuk dengan dosis 1200 gr menghasilkan produksi yang lebih tinggi dibandingkan dosis 0 gr, 300 gr. 600 gr serta 900 gr.
Collections
- UT - Silviculture [1361]