Pengamatan pembentukan terumbu tuatan dengan metode mineral accretion di desa Pemuteran, Bali Barat

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan terumbu buatan metode MA sebagai cara alternatif rehabilitasi ekosistem terumbu karang. Terumbu buatan metode MA di perairan Desa Pemuteran, Bali Barat, dikombinasikan pula dengan teknik transplantasi karang dan pengelolaan wilayah untuk kepentingan pemanfaatan berkelanjutan (sustainable use). Parameter yang diamati untuk memenuhi tujuan penelitian adalah tingkat kelangsungan hidup karang yang ditransplantasikan pada terumbu buatan dan tingkat natural recruitment pada terumbu buatan MA. Didukung pula dengan studi pustaka tentang penelitian transplantasi karang yang telah dilakukan di Indonesia, Pulau Pari khususnya, dan terumbu buatan di perairan Pulau Sebesi, Lampung, serta tentang teknik MA itu sendiri. Dari hasil studi pustaka ini dapat dilihat perbandingan relatif kelebihan dan kekurangan metode MA ini. Pengamatan lapangan dilakukan pada terumbu buatan metode MA di perairan Pemuteran, Bali Barat, pada bulan Mei 2002. Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan parameter lingkungan di lapangan, diketahui bahwa kondisi lingkungan perairan di lokasi terumbu buatan metode MA merupakan kondisi yang mendukung bagi tingkat keberhasilan transplantasi karang dan natural recruitment di kerangka terumbu buatan MA. Dan kondisi lingkungan perairan ini juga mendukung terjadinya proses MA. Transplantasi karang pada terumbu buatan MA telah sesuai dengan teknik transplantasi karang terbaik yang merupakan hasil penelitian transplantasi karang di Pulau Pari beberapa ahun belakangan ini. Pada terumbu buatan metode MA yang diamati, keduanya menunjukkan nilai survival rate yang cukup tinggi yakni 94% (Kerangka Bumbung) dan 96% (Kerangka Terowongan). Hal ini menunjukkan bahwa terumbu buatan metode MA cocok sebagai tempat pentransplantasian karang.