dc.description.abstract | Penurunan produksi budidaya udang windu salah satunya adalah akibat penyakit bintik putih, yang disebabkan oleh White Spot Syndrome Virus (WSSV). Penyakit ini sangat ganas, kematian 100% terjadi dalam Waktu 3-10 hari sejak gejala klinis telihat. Upaya pengendalian penyakit tersebut dilakukan melalui pengendalian lingkungan, peningkatan daya tahan tubuh udang maupun peningkatan genetis. Salah satu unsur pengendalian lingkungan dapat dilakukan melalui filtrasi maupun pengenceran, yang menjadi permasalahan adalah berapa tingkat kerusakan virus yang berada di lingkungan yang masih dapat ditolerir oleh udang
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2002-Maret 2003, yang dilaksanakan di Divisi Manajemen Kesehatan Akuatik, Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Jawa Tengah dan di Laboratorium Kesehatan Ikan, Jurusan Budidaya Perairan, FPIK, IPB, Bogor.
Udang Windu yang digunakan berasal dari Hatchery BBPBAP Jepara, Jawa Tengah, stadia PL-17, yang sebelumnya sudah diskrining dengan formalin 100 ppm, kemudian diaklimatisasi selama 7 hari. Sumber WSSV yang diinfeksikan berasal dari udang windu yang positif terinfeksi WSSV. Uji penularan WSSV dilakukan dengan cara perendaman pada konsentrasi virus 2000 ng/ml, 200 ng/ml, 20 ng/ml, 2 ng/ml, 02 ng/ml dan 0,02 ng/ml, yang direndam selama 60 menit. Udang dipelihara selama 30 hari, diberi pakan berupa artemia dan pakan pelet Penentuan keberhasilan penginfeksian WSSV didasarkan pada mortalitas udang uji selama pemeliharaan, gejala klinis berupa perubahan tingkah laku dan morfologi udang secara visual, prevalensi dan adanya kelainan pada inti sel yang dilihat secara histologi. | id |