dc.description.abstract | Squash mosaic comovirus (SqMV) adalah patogen tular benih yang banyak
menginfeksi tanaman Cucurbitaceae, keberadaannya di Indonesia sudah meluas.
Tujuan penelitian adalah 1) mengetahui persentase SqMV terbawa benih pada
lima varietas mentimun yaitu Yupiter, Venus, Japan File, Vario, dan Calista; 2)
mengetahui pengaruh infeksi SqMV terhadap perkembangan penyakit mosaik;
dan 3) mengetahui pengaruh infeksi SqMV terhadap persentase virus terbawa
benih generasi selanjutnya. Lima varietas mentimun diinokulasi dengan SqMV
secara mekanis kemudian diamati gejala yang muncul, masa inkubasi, dan
kejadian penyakit. Pengujian virus terbawa benih dilakukan dengan metode
growing-on test. Deteksi virus dilakukan menggunakan metode indirect ELISA
dan DIBA. Berdasarkan pengujian sampel daun mentimun yang berasal dari
pertanaman mentimun di Situgede, Bogor dengan menggunakan antiserum
Cucumber mosaic cucumovirus, Squash mosaic comovirus, Zuchini yellow mosaic
potyvirus, Watermelon mosaic potyvirus, dan Tobacco ring spot potyvirus
diketahui bahwa SqMV merupakan satu-satunya jenis virus yang ditemukan
dengan titer paling tinggi mencapai 0.8155. Tanaman mentimun varietas Venus,
Yupiter, Calista, dan Vario yang terinfeksi akan menunjukkan gejala infeksi
SqMV yang bervariasi yaitu mosaik hijau, mosaik kuning hijau, pemucatan tulang
daun, dan malformasi pada buah. Pengamatan keparahan penyakit dan titer virus
menunjukkan pola perkembangan penyakit mosaik yaitu menurun pada fase
berbunga dan meningkat lagi pada fase berbuah. Pada fase vegetatif titer virus
berkisar dari 1.3845 sampai 1.5603, pada fase berbunga titer virus menurun,
berkisar dari 0.8966 sampai 1.2780, dan pada fase berbuah meningkat kembali
yaitu dari 0.8849 sampai 1.4420. Tanaman mentimun varietas Japan File
memberikan respons yang berbeda karena penurunan keparahan penyakit
berlanjut sejak fase generatif hingga berbuah. Benih komersial (F1) yang banyak
digunakan petani terbukti membawa SqMV dengan efisiensi mencapai 100% dan
tanaman varietas Venus yang terinfeksi SqMV menghasilkan benih keturunan
(F2) yang membawa SqMV dengan efisiensi mencapai 60.87%. | id |