Show simple item record

dc.contributor.advisorBengen, Dietriech Geoffrey
dc.contributor.advisorSunuddin, Adriani
dc.contributor.authorAulia, Ulfa Ni'mal
dc.date.accessioned2023-10-24T23:37:19Z
dc.date.available2023-10-24T23:37:19Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128013
dc.description.abstractPenelitian ini dilakukan di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu untuk pengamatan potensi stok ascidian, pengambilan sampel, dan uji aktivitas antifouling. Laboratorium Biokimia dan Bioteknologi Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil Perairan, Pusat Studi Biofarmaka-LPPM IPB, dan Laboratorium Mutu dan Keamanan Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan FATETA IPB menjadi lokasi untuk analisis sampel Didemnum molle. Untuk penilaian potensi stok ascidian digunakan metode transek kuadrat. Sampel Didemnum molle selanjutnya mengalami proses ekstraksi, evaporasi, uji fitokimia, dan uji aktivitas antifouling dengan mengaplikasikannya pada 3 jenis substrat, yaitu beton, besi, dan kayu. Uji aktivitas antifouling dilakukan dengan 5 perlakuan (P1 = cat 100%; P2 = cat 75% + hasil ekstrak 25%; P3 = cat 50% + hasil ekstrak 50%; P4 = cat 25% + hasil ekstrak 75%; P5 = hasil ekstrak 100%). Penilaian potensi stok alami ascidian pada penelitian ini dilakukan di 5 stasiun pengamatan. Ditemukan 19 spesies dari 6 famili ascidian, dengan spesies dominan Didemnum molle (790 individu) dari Famili Didemnidae. Kepadatan tertinggi ascidian terdapat di Stasiun 2 (Selatan Pulau Panggang) sebesar 114 individu/m2. Pola sebaran ascidian pada umumnya seragam, kecuali untuk Didemnum molle yang memiliki pola sebaran mengelompok dengan Indeks Nilai Penting berkisar antara 74,26-300%. Hal tersebut menunjukkan peranan Didemnum molle yang penting secara ekologi dalam komunitas ascidian di perairan Pulau Pramuka. Hasil uji fitokimia menggunakan 7 senyawa uji hanya mendeteksi 3 senyawa, yaitu alkaloid, flavonoid, dan steroid. Senyawa alkaloid pada hasil ekstrak menggunakan pelarut metanol terdeteksi cukup kuat dibanding yang lain, sehingga hasilnya digunakan untuk uji aktivitas antifouling. Penambahan biota penempel paling banyak ditemukan pada substrat kayu, dan paling rendah pada substrat beton. Komposisi bahan cat dan hasil ekstrak yang paling efektif digunakan pada substrat beton P3 dan P4; efektif digunakan pada substrat besi P1, P2, dan P5; serta cukup efektif digunakan pada substrat kayu P1. Adapun yang menjadi macrofouling pada penelitian ini ialah biota yang menjadi sumber ekstrak,yaitu Didemnum molleid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcFisheries and Marine Sience - Marine Science and Technologyid
dc.titleEksplorasi Potensi dan Fungsi Senyawa Bioaktif Ascidian Didemnum molle sebagai Antifoulingid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordPhytochemistry testid
dc.subject.keywordalcoloidid
dc.subject.keywordflavonoidid
dc.subject.keywordsteroidid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record