| dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu untuk
pengamatan potensi stok ascidian, pengambilan sampel, dan uji aktivitas
antifouling. Laboratorium Biokimia dan Bioteknologi Hasil Perairan Departemen
Teknologi Hasil Perairan, Pusat Studi Biofarmaka-LPPM IPB, dan Laboratorium
Mutu dan Keamanan Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan FATETA
IPB menjadi lokasi untuk analisis sampel Didemnum molle. Untuk penilaian
potensi stok ascidian digunakan metode transek kuadrat. Sampel Didemnum
molle selanjutnya mengalami proses ekstraksi, evaporasi, uji fitokimia, dan uji
aktivitas antifouling dengan mengaplikasikannya pada 3 jenis substrat, yaitu
beton, besi, dan kayu. Uji aktivitas antifouling dilakukan dengan 5 perlakuan (P1
= cat 100%; P2 = cat 75% + hasil ekstrak 25%; P3 = cat 50% + hasil ekstrak 50%;
P4 = cat 25% + hasil ekstrak 75%; P5 = hasil ekstrak 100%).
Penilaian potensi stok alami ascidian pada penelitian ini dilakukan di 5
stasiun pengamatan. Ditemukan 19 spesies dari 6 famili ascidian, dengan spesies
dominan Didemnum molle (790 individu) dari Famili Didemnidae. Kepadatan
tertinggi ascidian terdapat di Stasiun 2 (Selatan Pulau Panggang) sebesar 114
individu/m2. Pola sebaran ascidian pada umumnya seragam, kecuali untuk
Didemnum molle yang memiliki pola sebaran mengelompok dengan Indeks Nilai
Penting berkisar antara 74,26-300%. Hal tersebut menunjukkan peranan
Didemnum molle yang penting secara ekologi dalam komunitas ascidian di
perairan Pulau Pramuka.
Hasil uji fitokimia menggunakan 7 senyawa uji hanya mendeteksi 3 senyawa,
yaitu alkaloid, flavonoid, dan steroid. Senyawa alkaloid pada hasil ekstrak
menggunakan pelarut metanol terdeteksi cukup kuat dibanding yang lain,
sehingga hasilnya digunakan untuk uji aktivitas antifouling. Penambahan biota
penempel paling banyak ditemukan pada substrat kayu, dan paling rendah pada
substrat beton. Komposisi bahan cat dan hasil ekstrak yang paling efektif
digunakan pada substrat beton P3 dan P4; efektif digunakan pada substrat besi P1,
P2, dan P5; serta cukup efektif digunakan pada substrat kayu P1. Adapun yang
menjadi macrofouling pada penelitian ini ialah biota yang menjadi sumber
ekstrak,yaitu Didemnum molle | id |