Kajian pembiayaan pada nasabah baitul maal wat tamwil (BMT) 'Ibaadurrahmaan Bogor
Abstract
Permasalahan dalam penelitian yaitu apa motivasi nasabah untuk memperoleh pembiayaan dari
BMT, bagaimana perilaku nasabah dalam memanfaatkan dana pembiayaan, sejauh mana pembinaan yang dilakukan BMT Ibaadurrahmaan kepada nasabah dalam mengelola dana pembiayaan dan usaha, dan bagaimana hasil pemanfaatan dana pembiayaan yang diperoleh nasabah. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui motivasi nasabah mendapatkan pembiayaan dari BMT, perilaku nasabah dalam memanfaatkan dana pembiayaan, pembinaan yang dilakukan BMT Ibaadurrahmaan kepada nasabah dalam mengelola dana pembiayaan dan usaha, dan hasil pemanfaatan dana pembiayaan yang diperoleh nasabah.
Penelitian berlokasi di BMT Ibaadurrahmaan, desa Harjasari, kecamatan Ciawi, kabupaten Bogor, Jawa Barnt. Responden dipilih secara acak distratifikasi dari populasi penelitian. Data yang diperoleh dianalisis dengan membuat tabel persentase dan tabulasi silang yang kemudian diinterpretasikan secara deskriptif dengan memanfaatkan hasil wawancara mendalam dengan responden dan informasi dari informan.
Motivasi sebagian besar responden (90%) dalam memperoleh pembiayaan dari BMT merupakan kombinasi dari berbagai motif. Sebanyak 56,7% untuk memenuhi kebutuhan biologis dan sosial, dan sebanyak 33,3% untuk memenuhi kebutuhan biologis, sosial, dan spiritual. Sedangkan responden yang memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhan tunggal sebanyak I0%, untuk memenuhi kebutuhan biologis sebanyak 3,3% dan untuk memenuhi kebutuhan sosial sebanyak 6,7%.
Responden yang mempunyai motivasi memperoleh pembiayaan BMT agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (motif biogenetis) sebesar 93,3% dan untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari lembaga keuangan (motif sosiogenetis) sebesar 96,7%, baik berdiri secara tunggal maupun bergabung dengan motif lain. Keadaan ini dapat dimaklumi mengingat semua responden termasuk masyarakat golongan ekonomi lemah yang identik dengan bermacam kekurangan, khususnya modal usaha. Karena itu, mereka perlu mendapatkan tambahan modal dari luar agar keuntungan usaha yang mereka peroleh dapat memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarganya, dan juga akibat tidak memuaskannya pelayanan lembaga keuangan Jain baik yang formal (bank) maupun yang informal (rentenir).
Collections
- UT - Management [3374]