Show simple item record

dc.contributor.advisorDana, Darnas
dc.contributor.authorPrihatini, Tini
dc.date.accessioned2023-10-23T23:33:43Z
dc.date.available2023-10-23T23:33:43Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127781
dc.description.abstractIkan gurame (Osphronemus gouramy Lac.) merupakan salah satu ikan budidaya yang cukup terkenal dan mempunyai nilai ekonomis di Indonesia hususnya Jawa Barat. Namun para petani sering mengalami kesulitan dalam Penanganan penyakit. Penyakit yang sering menyerang ikan gurame ini salah satunya dalah cendawan. Cendawan yang sering menyerang ikan adalah Saprolegnia, Achlya dan Aphanomyces. Selama ini infeksi cendawan kebanyakan dikontrol oleh malachite green, tapi di beberapa negara telah dibatasi, bahkan diberhentikan. Petani biasanya mencari alternatif dengan menggunakan obat tradisional seperti petani di daerah Sadang, Kecamatan Sandirancan, Kabupaten Kuningan menggunakan daun kirinyuh (Chromolaena odorata), namun belum diketahui efektifitas dari daun tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi cendawan yang menginfeksi ikan gurame, mengetahui efektifitas daun kirinyuh (Chromolaena odorata) dalam usaha pengendalian cendawan secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2003. Yang berlangsung di Laboratorium Kesehatan Ikan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Ikan sakit yang digunakan berasal dari Dinas Perikanan Bogor, dimana pada tubuh ikan tersebut diambil bagian yang terdapat cendawannya, isolasi di cawan petri, dengan menggunakan media GYA secara aseptik. Kemudian dilakukan kultur di media GY untuk mengetahui jenis cendawan secara morfologi. Dan untuk pengamatan secara mikroskopis, sebelumnya cendawan dicuci dengan menggunakan akuades. Cendawan yang telah teridentifikasi diberi tiga jenis perlakuan dengan menggunakan esktrak yang berbeda-beda. Pertama dengan menggunakan ekstrak daan bubuk yang kering, kedua dengan menggunakan ekstrak daun bubuk yang diblender, ketiga dengan menggunakan daun bubuk yang telah direndam selama 24 jam kemudian diblender. Dosis yang dipakai adalah 0 g/L (Kontrol), 5 g/L, 10g/L, 15 g/L, 20 g/L, 25 g/L, dan 30 g/L. Berdasarkan hasil pengamatan, karakteristik cendawan tersebut adalah: Miselium atau hifa berbentuk seperti filamen atau benang yang bercabang. Ujung hif memiliki bentuk yang bundar dan transparan. Menghasilkan dua jenis zoospora, yaitu zoospora primer dan sekunder. Zoospora primer berbentuk bulat dengan dua gela yang menyatu pada pangkal anterior, sedangkan zoospora sekunder berbentuk ong/oval, memiliki dua flagela yang menyatu pada bagian sisi/lateral.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcTechnology and Management of Aquacultureid
dc.titleIdentifikasi cendawan pada ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac.) dan pengguna daun kirinyuh (Chromolaena odorata) untuk pengendaliannya (pendekatan in vitro)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordOsphronemus gouramy Lac.id
dc.subject.keywordChromolaena odorataid
dc.subject.keywordin vitroid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record