Penggunaan bahan adsorben dan pengkelat pada proses pemurnian minyak kayu putih (Melaleuca leucadendron Linn) Kabupaten Buru
Abstract
Penelitian ini terdiri atas dua tahap yakni penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui karakteristik bahan baku, jenis dan konsentrasi
bahan pemurnian yang akan digunakan pada penelitian utama berdasarkan nilai kejernihan paling
tinggi. Pengujian karakteristik bahan baku berdasarkan SNI MKP tahun 2006 meliputi pengujian
fisiko-kimia (warna, bau, bobot jenis, indeks bias, kelarutan alkohol, putaran optik, dan sineol), nilai
kejernihan, dan kandungan logam. Dari hasil yang didapatkan, secara umum karakteristik fisikokimia
minyak kayu putih telah memenuhi SNI tersebut kecuali pada uji warna dan kandungan sineol.
Berikut ini adalah data karaktersitik bahan baku yang digunakan yakni warna (hijau bening), bau
(khas MKP), bobot jenis (0,9235), indeks bias (1,468), kelarutan dalam etanol 70% (1:6 jernih),
putaran optik (-0,8°), kandungan sineol (40,73%), dan nilai kejernihan (81,30%). Uji kadar logam
yang dilakukan meliputi kadar Cu, Fe, dan Mg dengan nilai masing-masing adalah 18,16 mg/l, 8,76
mg/l, dan 0,300 mg/l. Bahan-bahan pemurnian yang digunakan pada penelitian pendahuluan ini
adalah tiga jenis bahan pengkelat (Asam Sitrat, Asam Tartarat, dan EDTA) dan tiga jenis bahan
adsorben (Bentonit, Zeolit, dan Arang Aktif) dengan konsentrasi masing-masing bahan yang
digunakan adalah 2%. Berdasarkan nilai kejernihan yang didapatkan, asam sitrat dan bentonit
merupakan bahan pemurnian yang baik dengan nilai kejernihan (% transmitan) masing-masing adalah
99,95% dan 99,4%. Kedua jenis bahan ini digunakan sebagai bahan pemurnian pada penelitian utama
dengan konsentrasi masing-masing yang digunakan terdiri atas empat konsentrasi, yakni 0%, 1%, 2%,
dan 3%. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian utama adalah rendemen, pengujian fisiko-kimia
sesuai SNI 06-3954-2006, kadar logam, dan kejernihan, dst