Analisis Keputusan Peternak Rakyat Sapi Potong dalam Penerapan Teknologi Inseminasi Buatan (Studi Kasus di Desa Singasari, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor)
View/Open
Date
2005Author
Rachmawatie, Dessy
Mulatsih, Sri
Lumintang, Richard W.E.
Metadata
Show full item recordAbstract
Sapi potong merupakan penyedia daging kedua setelah ayam ras untuk
memenuhi kelebihan daging nasional. Kontribusi ternak sapi potong terhadap
produksi daging di Kabupaten Bogor selama kurun waktu 1998-2003 mencapai
12. 79° u ( Dinas Peternakan Kab. Bogor. 2003 ). Oleh karena itu sapi potong di
Kabupaten Bogor berperan penting dalam struktur perekonomian daerah terutama
sebagai tambahan pendapatan bagi masyarakat di pedesaan.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi daging antara lain dengan
menerapkan Intensifikasi Ternak Sapi Potong (INTAP), terutama ditujukan bagi
peternak rakyat untuk meningkatkan produksinya. Pada tahun 2003 Dinas
Peternakan Kabupaten Bogar melakukan upaya peningkatan reproduksi sapi potong
induk dan optimalisasi program Inseminasi Buatan di empat kecamatan, yaitu:
Kecamatan Cariu, Sukamakmur, Cileungsi, dan Jonggol. Dari empat kecamatan
tersebut untuk tahun 2003-2004 Kecamatan Jonggol lebih diutamakan sebagai
wilayah pengembangan sapi potong melalui Inseminasi Buatan.
Program Inseminasi Buatan (IB) hingga saat ini masih dianggap masyarakat
awam sebagai program pengembangan sapi potong yang relatif mahal yang
ditawarkan oleh pemerintah kepada peternak rakyat. Padahal ada banyak manfaat
yang diperoleh dengan adanya teknologi IB, seperti : (I) dapat meningkatkat
penggunaan pejantan ungguL (2) menghemat biaya dan tenaga kerja. ( 3) merupakan
salah satu cara seleksi peningkatan mutu genetik, (4) pencegahan terhadap penyakit.
(5) memperpendek calving interval, (6) mencegah terjadinya in breeding, C 1
recording dapat dilakukan dengan tepat.
Secara spesifik tujuan penelitian ini antara lain : (1) rnengeahui besarnya
tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh petemak IB dan non IB dari usahaternak
sapi potong. (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap
keputusan peternak rakyat sapi potong dalam penerapan inseminasi Buatan (IB) serta
mengetahui besarnya elastisitas dari masing-masing variabel. Penelitian ini
dilaksanakan di Desa Singasari, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Pemilihan
lokasi ini dilakukan secara Proportional Stratified Purposive. Analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif, analisis pendapatan dari pengeluaran
usahaternak sapi potong, dan analisis regresi logistik untuk mengetahui pengambilan
keputusan peternak dalam penerapan IB dan kontribusi dari masing-masing variabel.
Hasil penelitian ini rnenunjukkan bahwa keuntungan rata-rata (pendapatan bersih) yang diperoleh petemak IB dan peternak non IB, masing-masing Rp. 143.721,32 per ST tahun dan Rp 143.932,61 per ST/tahun.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan 1B di Desa Singasari
adalah: pengalaman beternak dan tingkat pendidikan petemak yang tidak tamat SD.
Pengalaman beternak berpengaruh nyata pada taraf 10% dengan nilai odd ratio 0.86.
Hal ini berarti semakin tinggi pengalaman beternak maka kecenderungan peternak
untuk menerapkan 1B semakin kecil. Kecenderungan peternak yang memiliki tingkat
pendidikan tidak tamat SD (TTSO) untuk bersedia menerapkan IB sebesar 0,08 kali
lebih kecil dibandingkan peternak lain yang tidak sekolah (TS). Fenomena ini terjadi
karena secara umum peternak responden di Desa Singasari lebih banyak yang tidak
menempuh jalur pendidikan formal, yaitu dengan persentase sebesar 64,30%
peternak dari total peternak IB dan 43,75% peternak dari total peternak non IB.