dc.description.abstract | Sektor pertanian berperan penting dalam peningkatan pendapatan masyarakat
dan devisa negara serta merupakan bidang andalan dalam pembangunan pertanian.
Peternakan sebagai salah satu sub sektor ikut berperan dalam pemenuhan kebutuhan
protein hewan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk lebih meningkatkan
peran sub sektor peternakan adalah mengembangkan usaha peternakan rakyat pada
cakupan wilayah yang lebih sempit dengan memanfaatkan potensi komoditas ternak
yang dimiliki.
Setiap wilayah memiliki potensi ternak dan potensi lain yang mendukung
yang berbeda-beda, oleh karena itu upaya pengembangan peternakan membutuhkan
informasi data ternak yang berpotensi untuk dikembangkan di suatu wilayah dan
potensi komoditas lain yang turut mendukung serta informasi data posisi ternak pada
wilayah tersebut sebagai salah satu komoditas budidaya pertanian.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli tahun 2004 di
Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora. Diharapkan dari penelitian ini dapat
memberikan informasi data ternak unggulan dan posisinya sebagai salah satu
komoditas pertanian unggulan. Metode penelitian ini adalah studi kasus. Data
diarnbil melalui wawancara 4 pakar dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Blora dan responden petani. Analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif, analisis keuntungan usaha dan analisis pengambilan keputusan metode
AHP oleh Saaty (1993).
Kriteria yang digunakan dalam penentuan komoditas pertanian unggulan
sebanyak 6 kriteria dengan nilai prioritas berturut-turut adalah (1) peluang pasar
sebesar 0,288, (2) kondisi iklim sebesar 0,280, (3) keuntungan usaha sebesar 0,214,
(4) arah kebijakan pemerintah sebesar 0,084, (5) preferensi petani sebesar 0,072 dan
(6) penyerapan tenaga kerja sebesar 0,052. Alternatif komoditas pertanian potensial
di Kecamatan Randublatung sebanyak 14 altematif, 4 diantaranya komoditas ternak
yaitu sapi potong, kambing, domba dan ayam kampung.
Komoditas pertanian unggulan di Kecamatan Randublatung berdasarkan 6
kriteria berturut-turut adalah (1) jati bundar, (2) sapi potong, (3) jagung, (4) mahoni,
(5) padi, (6) kambing, (7) tembakau, (8) domba. (9) jeruk, (10) cabe, (11) ayam
kampung, (12) kacang tanah, (13) pisang dan (14) mangga. Nilai prioritas akhir
terbesar ditempati komoditas kehutanan yaitu jati bundar dengan bobot 0,1448 atau
14,48%. Keunggulan dilihat dari kriteria peluang pasar, kondisi iklim, keuntungan
usaha dan penyerapan tenaga kerja. Komoditas ternak menempati posisi tidak kalah
penting dengan nilai prioritas yaitu sapi potong sebesar 0,1329, kambing sebesar
0,0733, domba sebesar 0,0568 dan ayam kampung sebesar 0,0419.
Keunggulan sapi potong yaitu nilai kriteria preferensi petani paling tinggi,
keuntungan usaha sebesar Rp 118.629,24/ST per bulan, nilai kepentingan kondisi
iklim sebesar 0,122 di bawah jati dan jagung dan mampu menyerap tenaga kerja
sebesar 16,13 HKP/ST per bulan serta sesuai arah kebijakan pemerintah dengan nilai
kepentingan di bawah jagung sebesar 0,120. Keunggulan kambing adalah nilai
preferertsi sebesar 0,151, nilai prioritas kondisi iklim sebesar 0,077, mampu meyerap
tenaga kerja sebesar 14,13 HKP/ST per bulan, mampu menambah penghasilan
sebesar Rp 52.317/ST per bulan dan didukung kebijakan pemerintah.
Keunggulan domba yaitu tingkat kepentingan kondisi iklim sebesar 0,065,
marnpu menyerap tenaga ke1ja sebesar 13,46 HKP/ST per bulan, rasio keuntungan
usaha sebesar 0,46 per bulan, serta didukung kebijakan pemerintah sebesar 0,069.
Keunggulan ayarn kampung memiliki nilai prioritas peluang pasar sebesar 0,062,
dapat sewaktu-waktu dipelihara dan dijual. Seiain itu, memiliki nilai prioritas
preferensi sebesar 0,046, dapat menarnbah penghasilan dengan rasio keuntungan
usaha sebesar 0,32 per bulan dan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 13,28
HKP /ST per bulan. | id |