Analisis Pendapatan Peternak Ayam Ras Pedaging pada Pola Kemitraan Inti-Plasma Naratas Poultry Shop
Abstract
Semakin meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan dan pendidikan
masyarakat akan menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap pangan hewani,
sehingga diperlukan adanya peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan
tersebut. Ayam ras pedaging merupakan salah satu komoditi petemakan yang
banyak dikonsumsi masyarakat.
Pengembangan usahaternak ayam ras pedaging merupakan salah satu
penanganan dalam mengimbangi kebutuhan masyarakat terhadap daging ayam.
Dalam rangka mengatasi berbagai kekurangan yang dihadapi oleh petemak terutama
di bidang permodalan, produksi dan pemasaran, maka perlu dilaksanakan kerjasama
kemitraan dengan perusahaan inti. Keberhasilan kerjasama ini ditentukan oleh para
pelakunya sehingga peran aktif yang bermitra mutlak diperlukan demi tercapainya
tujuan bersama.
Salah satu perusahaan inti yang melakukan kemitraan dengan petemak di
Kabupaten Ciamis adalah Naratas Poultry Shop. Perusahaan ini telah lama
melakukan kemitraan dengan petemak plasma namun dalam pelaksanaannya tidak
sedikit petemak plasma yang gulung tikar karena terns menerus mengalami kerugian
dalam budidaya. Selain itu rendahnya skala produksi menyebabkan petemak plasma
tidak dapat meningkatkan pendapatannya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mekanisme pola kemitraan yang
dijalankan Naratas Poultry Shop dengan peternak plasmanya serta besarnya
pendapatan peternak plasma berdasarkan skala usaha. Penelitian ini didesain sebagai
suatu survei dengan mengambil kasus pada kelompok petemak plasma di Desa
Sukamulya Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis yang bermitra dengan Naratas
Poultry Shop. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari wawancara dengan responden yaitu para petemak plasma
dengan alat bantu berupa kuesioner serta wawancara dengan pihak Naratas
Poultry Shop untuk mengetahui mekanisme pola kemitraan yang dijalankan. Data
sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan dokumentasi yang berkaitan
dengan penelitian ini.
Mekanisme pola kemitraan yang dijalankan meliputi persyaratan peternak
plasma, penetapan harga sarana produksi temak dan hasil panen, pemberian bonus
dan sanksi, pengawasan clan pembinaan serta pengaturan pola . produksi.
Seluruh kebijakan tersebut ditentukan oleh pihak inti.
Hasil analisis menyatakan bahwa besamya pendapatan yang diterima
petemak plasma berfluktuasi pada setiap bulan produksinya tergantung dari skala
usaha yang dijalankan serta kondisi pasar. Pendapatan tertinggi diperoleh petemak
plasma yang berproduksi pada bulan Desember-Januari yaitu sebesar
Rp. 714,87/ekor. Salah satu yang mempengaruhinya adalah harga jual ayam hasil
panen yang tinggi karena kondisi pasar yang cukup baik. Petemak plasma
yang berproduksi pada bulan Februari-Maret mengalami kerugian terbesar mencapai
Rp. -984,06/ekor dikarenakan pada bulan tersebut ayam terserang wabah penyakit
gwnboro sehingga mengakibatkan angka kematian ayam yang tinggi hingga
mencapai 15,25% selain itu harga jual ayam basil panen turun yaitu mencapai
Rp 7.900/ekor karena menurunnya permintaan masyarakat akan ayam ras pedaging.
Hal ini mempengaruhi besarnya penerimaan dan pendapatan petemak plasma.
Nilai RIC secara keseluruhan sebesar 1,00 menunjukkan bahwa usaha ternak yang
dijalankan kurang menguntungkan karena masih banyak petemak yang
mengalami kerungian.