dc.description.abstract | Sentra usaha pemotongan ayam di Kota Bogor terdapat di Kelurahan Kebon
Pedes, Kecamatan Tanah Sareal. Keberadaan usaha pemotongan ayam tersebut
bermanfaat dalarn menampung ayarn broiler siap potong dari peternak budidaya,
sebagai altematif usaha bagi masyarakat untuk memperoleh pendapatan dan mampu
menyediakan lapangan kerja bagi tenaga kerja yang berpendidikan rendah dan tidak
memiliki keterampilan khusus. Mengingat hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pendapatan dan jumlah tenaga kerja yang mampu terserap
di usaha pemotongan ayam Kelurahan Kebon Pedes, serta bagaimana hubungan
kedua hal tersebut dengan skala usaha yang ditunjukkan dengan jumlah ayam broiler
yang dipotong setiap hari.
Penelitian ini didesain sebagai suatu studi kasus terhadap 30 sampel unit
usaha pemotongan ayam di Kelurahan Kebon Pedes yang diambil secara acak
sederhana (Simple Random Sampling) dari populasi yang berjumlah 41 unit usaha
pemotongan ayam di lokasi tersebut. Data primer penelitian diperoleh melalui
wawancara dengan alat bantu kuisioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui
studi literatur dan instansi-instansi terkait (Kelurahan Kebon Pedes dan Dinas
Peternakan Kota Bogor). Analisis data terdiri dari analisis deskriptif, analisis
pendapatan, analisis penyerapan tenaga kerja dan analisis korelasi Rank Spearman.
Beberapa faktor pembatas dalam penelitian ini fluktuasi harga ayam broiler yang
tidak menentu setiap saat dan tidak adanya pembukuan mengenai biaya dan
penerimaan rutin oleh usaha pemotongan ayam di lokasi penelitian,maka perhitungan
pendapatan dibatasi pada tingkat pendapatan usaha per hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan yang diperoleh dari
usaha pemotongan ayam di Kelurahan Kebon Pedes rata-rata sebesar
Rp. 1.465.098/hari dengan skala usaha 451 kg bobot hidup/hari. Tenaga kerja luar
keluarga (TKLK) pada usaha pemotongan ayam terdiri dari tenaga sopir (1,07
HKP/hari), tenaga pemotongan (1,30 HKP/hari) dan tenaga pemasaran (2,97
HKP/hari), sedangkan tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) digunakan dalam
kegiatan pemotongan (0,24 HKP/hari) atau kegiatan pemasaran (I ,04 HKP/hari).
Hasil analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa besarnya skala
usaha memiliki hubungan positif yang erat dengan penyerapan tenaga kerja (p<0,0 1)
dan tingkat pendapatan (p<0,0 1) yang diperoleh dari usaha pemotongan ayam, oleh
karena itu pihak pemerintah Kota Bogor harus mendukung peningkatan skala usaha
ters ebut dengan menyediakan lahan khusus bagi tempat pemotongan ayam. Pihak
usaha pemotongan ayam juga harus berupaya untuk membuat pembukuan keuangan
secara rutin agar dapat dilakukan analisis usaha yang tepat sehingga perkembangan
usaha dapat terlihat. | id |