dc.description.abstract | Merek merupakan nilai utama dari pemasaran, jika situasi persaingan suatu
produk meningkat yang diakibatkan oleh semakin banyak.nya produk serupa di pasar,
maka peran pemasaran dan periklanan menjadi semakin meningkat pula kemudian
pada saat yang sama, peran merek pun akan semakin penting. Caranya dengan
meningkatkan pengenalan (awareness) tentang sebuah merek yang akan dipasarkan,
sehingga konsumen memiliki persepsi yang jelas atas produk. Jika konsumen sudah
mulai mengenal tentang merek tersebut, maka hendaknya perusahaan yang
bersangkutan memberi keuntungan-keuntungan kepada konsumennya, sehingga akan
tercipta kesetiaan (loyality) pada konsumen. Pada tahap kesetiaan konsumen inilah
akan membuat konsumen melakukan pembelian ulang (repeat buying), bahkan
konsumen tersebut rnemberi rekomendasi ke orang lain untuk membeli produk.
Penelitian ini dilaksanakan selama 20 hari, terhitung dari tanggal 1-20 Agustus
2004, dilakukan di tiga pasar modem: Yogya dan Hero Supermarket serta
Ekalokasari Plaza. Sampel diambil sebanyak 99 responden dengan menggunakan two
stages purposive sampling. Uji reliabilitas kuesioner terhadap 20 orang responden di
Ramayana Jambu Dua, didapatkan koefisien reliabilitas Cronbach Alpha sebesar
0.8952, yang berarti kuesioner tersebut reliabel. Data yang terkumpul diolah dengan
menggunakan program SPSS 11.0 untuk mendapatkan nilai frekuensi, persentil,
standar deviasi, persentase dan nilai khi-khuadrat (x2).
Responden paling dominan bernsia di atas 30 tahun, dengan jenis pekerjaan
swasta dan lain-lain sepe1ti dosen, wiraswasta dan ibu rumah tangg?, tinggal di
daerah kota, dengan tingkat pendidikan formal tinggi, pendapatan rumah tangga per
bulan sedang dan jumlah anggota keluarga sedang.
Pada variabel kesadaran merek, top of mind menunjukkan bahwa yang paling
dominan adalah merek "x," sedangkaii pada sub variabel brnnd recall adalah lain-lain
seperti anlene, envapro, prenagen, envagrow, sustagen, lactogen, enercal, chill
kid, pediasure, lactogen, promill, calcimax, sgm, chill mill andec, procall dan milo.
Pada pengenalan merek (brand recognition) terdapat 15.2% responden yang harus
diingatkan akan keberadaan merek "x," kemudian responden yang tidak menyadari
keberadaan merek "x" (unaware of brand) hanya ditemukan dua persen.
Untuk variabel kesetiaan merek, sub variabel switcher atau responden merek ''x"
yang terpengaruh factor harga sebesar 30%, sedangkan pembeli yang bersifat
kebiasaan (habitual buyer) pada merek "x" sebesar 58%, 92% responden yang puas
(satisfied buyer) akan rnerek "x," 82% responden yang menyukai (liking the brand)
merek "x" dan responden yang komit (comitted buyer) terhadap merck ''x" sekitar
48%.
Hasil uji khi-khuadrat antara variabel kesadaran merek dengan keputusan
membeli menunjukkan bahwa, terdapat hubungan berbeda sangat nyata (P<0,0 1)
pada top of mind dan brand recognition, sedangkan untuk brand recall hanya
terdapat hubungan berbeda nyata (P<0,05), kemudian pada unaware of brand tidak
terdapat hubungan berbeda nyata (P>0,05). Pada hubungan kesetiaan merek dengan
keputusan membeli tidak didapatkan hubungan berbeda nyata (P>0,05). | id |