dc.description.abstract | Budidaya ikan air tawar yang mengalarni peningkatan pesat, salah satunya
adalah budidaya ikan gurame Ospronemw, gouramy yang diusahakan secara intensif
dengan padat penebaran yang tinggi dan lingkungan yang terkontrol. Salah satu
kendala yang ada dalam usaha ini adalah penyakit. Penyakit yang sering menyerang
adalah penyakit i.nfeksi yang diakibatkan oleh cendawan. Penanggulangan penyakit
infeksi ini banyak dilakukan dengan pemberian obat, salah satunya yaitu pemberian
malachite green. Tapi penggunaan obat ini bersifat karsinogenik sehingga
menyebabkan mutasi gen pada ikan dan manusia. Oleh karena itu perlu dicarikan
altematif pengobatan yang tidak. memberikan efek yang berbahaya. Salah satunya
adalah penggunaan ekstrak daun pepaya yang diyakini dapat menghambat
pertumbuhan cendawan tanpa efek samping pada ikan dan manusia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas ekstrak daun pepaya
untuk mengendalikan perturnbuhan cendawan pada perkembangan awal ikan gurame.
Penelitian ini dilakukan rnulai Agustus sampai November 2004 di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetik Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Ikan yang digunakan diperoleh dari Lab Nutrisi, BDP. Ikan yang terinfeksi ini
kemudian diisolasi cendawannya menggunakan media glucose yeast agar (GY A)
ditambah Antibiotik penicilin streptomisin (Penstrep ). Cendawan ditanam kembali
menggunakan Media GY A kemudian diperbanyak, sebagian cendawan ditanam pada
media GY Cair ("Broth") untuk keperluan identi.fikasi cendawan. Hasil identi.fikasi
adalah cendawan Aphanomyces. Percobaan In Vitro dilakukan untuk mengetahui
daya hambat ekstrak daun pepaya Carica papaya terhadap pertumbuhan cendawan
Aphanomyces. Hasil yang diperoleh adalah zona daya hambat yang tidak terlalu
berbeda antara dosis ekstrak daun pepaya 0,1 g/100 ml air sampai dosis ekstrak daun
pepaya I g/100 ml air. Oleh karena itu digunakan dosis 0, 1 g/100 ml air dengan zona
sebesar± 7mm dan dosis 1 g/100 ml air dengan± 8 mm untuk uji/n Vivo.
Pada percobaan In Vivo dilakukan dengan menggunakan 12 akuarium dengan
ukuran 20cm x 15cm x 15cm untuk 4 perlakuan dan 3 ulangan. Setiap akuarium
ditebar 150 buah telur. Perlakuan pertama adalah perlakuan kontrol negatif, perlakuan
kedua yaitu kontrol positif (perlakuan cendawan), Perlakuan ketiga yaitu perlakuan
ekstrak daun pepaya 0, 1 g/100 ml air, perlakuan keempat yaitu perlakuan ekstrak
daun pepaya 1 g/100 ml air. Parameter yang diukur adalah derajat penetasan telur,
prevalensi, dan derajat kelangsungan hidup larva serta dilakukan analisa kualitas air
sebagai data pendulamg penelitian ini.
Pemberian ekstrak daun pepaya tidak mempengaruhi derajat penetasan telur
pada setiap perlakuan dan dosis 0, 1 g/100 ml dapat menurunkan prevalensi sehingga
meningkatkan derajat kelangsungan hidup larva dibandingkan dengan kontrol positif
sebesar yaitu berturut-turut 4,83% ± 0,02 vs 59,36% ± 0, 16 vs dan 88,43% ± 0,04 vs
45,10% ± 0,19. Ini membuk:tikan bahwa cendawan Aphanomyces dapat menyerang
telur dan larva gurame dan ekstrak daun pepaya dapat mencegah atau memperkecil
prevalensi akibat cendawan. Salah satu zat yang diyakini dapat menimbulkan efek
yang menghambat pertumbuhan cendawan adalah golongan alkaloid, daun pepaya
mengandung alkaloid carpain yang bersifat anti fungal.
Sedangkan pada perlakuan ekstrak daun pepaya 1 g/100 ml air memberikan
efek toksik pada larva gurame, ini dapat dilihat setelah 3 hari pemeliharaan larva
gurame mengalami kematian massal, dan larva yang masih bertahan hidup
mengalami abnormalitas. Dari analisa kualitas air nilai seluruh parameter yang
diamati masih dalam kisaran optimum bagi ikan gurame, kecuali nilai TAN (Total
Amoniak Nitrogen) yang mencapai 2,011 mg/liter. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan
kisaran nilai TAN yaitu 0,1-0,3 mg/liter. | id |