dc.description.abstract | Macrobrachium rosenbergii merupakan komoditas budidaya air tawar dengan
permintaan pasar dan nilai ekonomi tinggi. Namun, peningkatan produksinya
mempunyai kendala pada batas toleransi media pemeliharaan, terutama derajat
keasaman (pH). Permasalahan utama pada media dengan pH asam adalah nilai
kesadahan yang rendah sehingga kandungan kalsiumnya juga rendah, padahal
kalsium merupakan unsur utama dalam proses pembentukan eksoskeleton baru
yang merupakan indikator utama pertumbuhan udang galah. Salah satu upaya
dalam pemanfaatan jenis perairan asam adalah kegiatan budidaya dengan
pemilihan komoditas dan strain yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan strain udang galah yang lebih unggul dengan derajat kelangsungan
hidup dan laju pertumbuhan harian yang tinggi pada media pemeliharaan ber-pH
asam pada udang galah strain jenerik dan strain sulawesi.
Penelitian ini dilakukan selama 30 hari, dengan menggunakan tokolan udang
galah (bobot 0,20±0,05 gram dan panjang 3,05±0,29 cm) sebanyak 42 ekor
strain jenerik (hasil persilangan strain sulawesi dan jawa) dan 42 ekor strain
sulawesi (asal F3 Bone, Sulawesi) yang dipelihara pada media ber-pH 5 dan 7
masing-masing perlakuan 3 kali ulangan. Udang dipelihara pada akuarium
20x20x15 cm3, volume air 5 liter dan masing-masing udang dipelihara di dalam
shelter dari pipa PVC yang disusun berjumlah 7 buah. Pada pemeliharaan
dengan media ber-pH 5 ditambahkan daun ketapang sebanyak 30 gram yang
telah dilarutkan dahulu ke dalam air yang telah diaerasi dan didiamkan selama 5
hari sebelum digunakan untuk penelitian. Selama pemeliharaan, udang diberi
pakan 5% dari biomassa per hari. Pengukuran bobot dan panjang serta kualitas
air dilakukan setiap 15 hari. Jumlah udang, udang molting, kontrol pH dan suhu
diamati setiap hari.
Dari hasil penelitian, perlakuan pH media memberikan hasil yang berbeda pada
derajat kelangsungan hidup udang galah pada strain jenerik (P<0,05), tetapi tidak
ada perbedaan antar perlakuan pada parameter laju pertumbuhan bobot dan laju
pertumbuhan panjang (P<0,05). Namun, strain sulawesi menunjukkan hasil yang
tidak berbeda nyata pada parameter kelangsungan hidup, laju pertumbuhan
bobot dan laju pertumbuhan panjang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strain
sulawesi lebih unggul daripada strain jenerik dari parameter kelangsungan hidup
karena memberikan hasil yang tidak berbeda antara pH 5 dan pH 7 dengan nilai
71,43 % (pH 5) dan 80,95 % (pH 7). | id |