Pengaruh Penambahan Molase terhadap Keefektifan Ekstrak Kompos untuk Pengendalian Colletotrichum capsici (Syd.) Butler & Bisby Penyebab Penyakit Antraknosa pada Cabai
Abstract
Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura penting di Indonesia.
Kebutuhan akan buah cabai semakin meningkat sejalan dengan semakin
meningkatnya permintaan buah cabai untuk keperluan rumah tangga dan industri.
Namun produksi buah cabai di Indonesia masih tetgolong rendah untuk
memenuhi permintaan yang terns meningkat. Salah satu penyebab rendahnya
produksi buah cabai ada.lah serangan patogen C. capsici penyebab antraknosa.
Penyakit tersebut dapat menimbulkan kerugian hingga mencapai 50% atau lebih.
Pengendalian dengan fungisida sintetik belum dapat mengatasi penyakit ini secara
optimal. Salah satu pengendalian penyakit alternatif adalah dengan penggunaan
ekstrak kompos. Keefektifan ekstrak kompos akan meningkat dengan adanya
mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut membutuhkan nutrisi yang cukup agar
dapat berkembang dengan baik. Berdasarkan laporan, limbah molase dapat
digunakan sebagai biosurfaktan pada ekstrak kompos. Penelitian ini bertujuan
mengetahui pengaruh penambahan molase pada ekstrak kompos terhadap C.
capsici penyebab penyakit antraknosa pada cabai.
Tahap percobaan yang pertama adalah penyiapan ekstrak kompos dengan
cara mencampur kompos, air, tanah dan tetes tebu, kemudian diinkubasi dan
disaring. Dilakukan pengujian ekstrak kompos terhadap 'C. capsici, yaitu
pengujian perkecambahan konidia dan pengujian in vitro dengan konsentrasi 0,5;
dan 0,25 (% v/v).
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa ekstrak kompos
kotoran ayam dan ekstrak kompos sampah sayuran mempunyai potensi sebagai
antifungi. Ekstrak kompos kotoran ayam mempunyai tingkat keefektifan yang
tinggi dalam menghambatan pertumbuhan C. capsici. Penambahan molase 1 %
dan 2% (v/v) ke dalam ekstrak kompos mampu meningkatkan keefektifan ekstrak
kompos dalam memghambat pe1tumbuhan C. capsici. KA TL 11 merupakan
kombinasi ekstrak kompos yang paling efektif.