dc.description.abstract | Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis perilaku
penjual makanan tentang gizi dan keamanan pangan pada tempat pariwisata
Kota Sawahlunto. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengidentifikasi
karakteristik penjual makanan (umur dan jenis kelamin), keadaan sosial ekonomi
(tingkat pendidikan, pendapatan dan lama berusaha), mempelajari akses
informasi tentang gizi dan keamanan pangan, mempelajari perilaku penjual
makanan (pengetahuan, sikap dan praktek) tentang gizi dan keamanan pangan,
menganalisis hubungan antara karakteristik penjual makanan dan keadaan sosial
ekonomi dengan perilaku penjual makanan, menganalisis hubungan akses
informasi gizi dan keamanan pangan dengan perilaku penjual makanan,
menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan sikap, pegetahuan dengan
praktek, serta sikap dengan praktek tentang gizi dan keamanan pangan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus. Penentuan
lokasi penelitian ditetapkan dengan persyaratan 1) rekomendasi dari Dinas
Pariwisata Kota Sawahlunto, 2) mendapat persetujuan dari pihak pengelola
tempat pariwisata, dan 3) bersedia dijadikan responden. Responden dalam
penelitian ini diambil secara sensus karena diambil semua respondennya, yang
meliputi seluruh penjual makanan yang berada di sekitar tempat pariwisata, yang
berjumlah 61 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli
2010. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan dan wawancara langsung
dengan penjual makanan menggunakan alat bantu kuesioner. Data primer
meliputi data karakteristik contoh (umur dan jenis kelamin), keadaan sosial
ekonomi (tingkat pendidikan, pendapatan dan lama berusaha), akses informasi
gizi dan keamanan pangan, serta perilaku penjual makanan (pengetahuan, sikap,
dan praktek gizi dan keamanan pangan). Data sekunder diperoleh dari Dinas
Pariwisata Kota Sawahlunto itu sendiri, yang terdiri dari profil dan keadaan umum
tempat pariwisata. Data yang diperoleh diolah dengan Microsoft excel 2007 dan
SPSS 16,0 for windows. Hubungan antar variabel menggunakan uji Chi-Square,
korelasi Pearson dan Spearman, sesuai dengan jenis skala dari masing-masing
variabel. Hubungan antar variabel ditentukan dengan cut of point (p<0,05).
Sebagian besar (52%) penjual makanan berada dalam kategori usia
dewasa awal yaitu berusia 23-40 tahun. Sebagian besar (51%) penjual makanan
berjenis kelamin laki-laki. Sebagian besar (59%) penjual makanan memiliki
tingkat pendidikan setingkat SMA. Sebagian besar (87%) penjual makanan
memiliki pendapatan menengah yang berkisar antara Rp 1.000.000-2.000.000.
Lama berusaha sebagai penjual makanan sebagian besar (87%) yaitu <9 tahun.
Sebagian besar (86%) penjual makanan memiliki akses yang sedang
terhadap informasi gizi dan keamanan pangan. Sebanyak (46%) penjual
makanan memiliki tingkat pengetahuan gizi dan keamanan pangan yang sedang.
Sebanyak (46%) penjual makanan memiliki sikap masih tergolong kurang
terhadap gizi dan keamanan pangan. Sebagian besar (77%) penjual makanan
memiliki praktek yang sedang tentang gizi dan keamanan pangan. Sebagian
besar (72%) penjual makanan menggunakan bahan tambahan pangan (BTP).
Penjual makanan yang menggunakan BTP dalam pembuatan makanan dan
minuman yang mereka jual sebagian besar (55%) menggunakan jenis BTP
pemanis buatan, penjual makanan yang menggunakan BTP sebagian besar
(61%) membeli BTP diwarung klontong. dan penjual makanan yang
menggunakan BTP sebagian besar (61%) tidak menerapkan ukuran/jumlah BTP
yang ditambahkan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. | id |