Optimasi Pemupukan pada Budidaya Cabai (Capsicum amzuum L.) dengan Irigasi Tetes dan Mulsa Polyethylelle
Abstract
Pemanfaatan rnuisa polyethylene (mulsa pla:.tik hitam perak) telah banyak
digunakan petani dalam budidaya cabai, namun kesulitan aplikasi pupuk dan
irigasi sering dialami oleh petani. Pemberian pupuk mengalami kesulitan jika
diaplikasikan setelah penanaman untuk itu, diperlukan teknologi fertigasi yakni
aplikas1 pupuk bersamaan dengan irigasi. Fertigasi bisa dilakukan melalui irigasi
tetes dengan pemberian air pada tanaman secara langsung baik pada permukaan
tanah maupun di dalam tanah melalui tetesan-tetesan secara sinambung dan
perlahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan pupuk yang
optimal pada tanaman cabai yang dibudidayakan dengan irigasi tetes dan mulsa
polyethylene.
Penelitian dilaksanakan di Danasvvoro Hydro-Garden, Ciapus Bogor,
dengan ketinggian 500 m dpl dan suhu harian berkisar 25 - 30°C. Penelitian
dilaksanakan mulai Maret - Juli 2004. Penelitian disusun dalam Rancangan
Kelompok Lengkap Teracak (RKL T) dengan faktor tunggal yaitu dosis pupuk
yang terdiri dari 4 perlakuan (0 = kontrol; 1 x do sis rekomendasi = I 51 kg N/ha, 69
kg P205/ha, 120 kg K2O/ha; 2x dosis rekomendasi = 302 kg N/ha, 138 kg
P2O5/ha, 240 kg K2O/ha; 3x dosis rekomendasi =453 kg N/ha, 207 kg P2Os/ha,
360 kg K2O/ha). Masing-masing perlakuan terdiri dari 4 ulangan dan setiap
ulangan terdiri dari 20 tanaman (satu bedeng), sehingga terdapat 16 satuan
percobaan. Pemupukan dilakukan dengan pupuk dasar 100% P, 50% N dan K
kemudian sisanya dengan fertigasi melalui irigasi tetes I Ox tiap minggu 50% N
danK.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan unsur P dan K tanah
(tinggi), hanya mampu menunjang tinggi tanaman hingga umur. 5 MST dan
diameter batang tanaman hingga umur 3 MST. Pada umur tersebut tanaman tidak
dipengaruhi oleh dosis pemupukan. Perlakuan dosis pemupukan tidak terlihat
pengaruhnya terhadap tanaman bila kandungan hara yang tersimpan dalam tanah
dapat mencukupi kebutuhan hara selama penumbuhan tanaman. Pemupukan yang
diberikan sampai dengan dosis 453 kg N/ha, 207 kg P2O5/ha, 360 kg K2O/ha
berpengaruh secara linier pada tinggi tanaman mulai umur 6-10 MST dan
diameter batang tanaman mulai umur 5-9 MST. Hal ini berarti dosis optimum
belum tercapai. KeaJaan ini diduga disebabkan rendahnya unsur N dalam tanah
yang sesuai dengan hasil analisa tanah sebelum pe!'cobaan. Unsur N merupakan
unsur hara yang sangat berperan dalam pertumbuhan vegetatiftanaman.
Data hasil pengamatan untuk bobot kering tanaman menunjukkan bahwa
tanaman dengan perlakua1t pemupukan sampai dengan dosis tertinggi
(453 kg N/ha, 207 kg P2Os/ha, 360 kg K2O/ha) belmn memberikan hasi! bobot
kering yang optimum. Walaupun bobot kering tanarnan relatif belum rnencapai
titik optimum, namun bobot buah layak pasar relatif sudah mencapai titik
optimum. Berdasarkan ti11k optimum pada bobot buah layak pasar, maka
rekornendasi dosis pupuk optimum pada budidaya tanaman cabai yang
dibudidayakan dengan irigasi tetes dan mulsa polyethylene sebesar 237.07 kg
N/ha, 108.33 kg P2 Olha, dan 188.4 kg K2O/ha. Pada titik ini tanaman akan
menghasilkan bobot buah sebesar 12.4 I ton/ha. Cabai kultivar Prabu merupakan
hibrida yang mempunyai tingkat keseragaman yang tinggi. Aplikasi pemupukan
tidak dapat merubah tingkat keseragaman yang tinggi pada cabai Prabu, hal itu
terlihat pada basil yang menunjukkan bahwa waktu anthesis (50%), buah masak
(50%), bobot rata-rata perbuah, diameter rata-rata per buah, dan panjang rata-rata
per buah cabai tidak dipengaruhi oleh pemupukan.