Pengaruh faktor "induced" dan "enforced" terhadap vigor benih kedelai (Glycine max (L.) Merrill) dan hubungannya dengan produksi per hektar
View/ Open
Date
1986Author
Ilyas, Sastriyas
Sadjad, Sjamsoe'oed
Baharsyah, Jusrikas
Aunuddi;
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor "induced" dalam hal ini perbedaan umur panen, dan faktor "enforced" dalam hal ini kelembaban nisbi (RH) ruang simpan dan penderaan etanol, terhadap viabilitas benih kedelai hasil uji di laboratorium dan vigor bibit, vigor tanaman sampai dengan produksi per hektar (prosi- tar), serta mengetahui keeratan hubungan antara viabili- tas benih hasil uji di laboratorium, vigor bibit, vigor tanaman dengan prositar. Juga untuk mengetahui peranan vigor awal benih (disebabkan oleh faktor "induced") terhadap status. vigor benih setelah disimpan.
Dalam penelitian ini digunakan benih kedelai varietas Orba. Benih dipanen pada tiga umur yang berbeda: 81, 88 dan 95 HST, kemudian dikeringkan di panas matahari sampai mencapai kadar air 13%, selanjutnya dengan oven 40°C sampai kadar air 7.5% sebelum disimpan. Penyimpanan benih dilakukan di dalam desikator yang di dasarnya berisi larutan garam jenuh. Benih dikemas di dalam kantong-kantong strimin plastik dan ditempatkan di bagian atas desikator. Ada empat taraf RH ruang simpan: 42%
MgCl26H20), 51% (K₂COz), ± 61% (K2CO3 NaCl = 32: : 21), 80% (NaCl). Setelah periode simpan tiga bulan, benih diberi perlakuan etanol: (1) tanpa didera, (2) di- ra etanol selama t₂ = (1515) + (15+ 15) menit. dian diuji viabilitasnya di laboratorium. Kemu- Sebagian benih ditanam di lapang untuk pengujian vigor di lapang sampai prositar. IPUniversit
Dari hasil pengujian di laboratorium terlihat bahwa pengaruh umur panen, RH dan penderaan etanol berinteraksi nyata terhadap viabilitas benih yang telah disimpan sela- ma 3 bulan. Penderaan etanol dapat mempertajam perbedaan vigor yang disebabkan oleh perbedaan umur panen dan RH ruang simpan. Umur panen benih 81 HST lebih baik dari 88 HST, dan 88 HST lebih baik dari 95 HST. Ruang simpan dengan RH 51% lebih baik dari RH 42%, viabilitas benih menurun apabila disimpan dalam ruang dengan RH 61% dan lebih rendah lagi dalam RH 80%. Disamping itu penderaan etanol menjabarkan faktor kronologis yang juga termasuk faktor "enforced".
Hasil pengujian di lapang menunjukkan bahwa penderaan etanol berpengaruh terhadap vigor bibit, yaitu pemunculan bibit yang lebih lambat dan penurunan tinggi bibit. Sedangkan umur panen 95 HST, juga RH 80% mempengaruhi vigor bibit yang ditunjukkan dengan kurang seragamnya pemunculan bibit. Tetapi dalam pertumbuhan selanjutnya, B perbedaan antara benih berkualitas rendah dan tinggi semakin berkurang, tidak terdapat perbedaan nyata pada vigor tanaman per tanaman yang tumbuh, melalui tolok ukur tinggi tanaman, tinggi buku terbawah yang membentuk polong, dan jumlah buku produktif.
a Hak Umur panen 95 HST meningkatkan jumlah tanaman mati, tetapi produksi benih per tanaman meningkat sehingga tidak nyata menurunkan prositar. Kondisi RH 80% ataupun penderaan etanol meningkatkan jumlah tanaman mati, tetapi produksi benih per tanaman meningkat sehingga nyata menurunkan prositar.
Analisis korelasi antara parameter uji dengan prositar menunjukkan bahwa, viabilitas benih hasil uji di laboratorium, vigor bibit, vigor tanaman berhubungan erat dengan prositar.
Peranan vigor awal (disebabkan oleh faktor "induced") sangat besar apabila benih mengalami periode simpan yang panjang dalam kondisi yang tidak ideal (faktor "enforced").
Collections
- MT - Agriculture [3778]