Hubungan faktor personal dan organisasional dengan tingkat keefektifan komunikasi organisasi: kasus pada Perusahaan Jawatan RRI Cabang Pratama Bogor
Abstract
Anatomi organisasi dapat digambarkan sebagai wadah hubungan-hubungan
yang terpolakan diantara orang-orang yang berurusan dengan aktivitas-aktivitas
yang saling tergantung dan diarahkan pada suatu tujuan tertentu. Oleh
sebab manusia bersifat sosial, kecenderungan mengorganisir dan bekerjasama
dalam hubungan yang saling tergantung adalah merupakan suatu kebutuhan
sehingga komunikasi mempakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu
organisasi. Komunikasi mempakan faktor yang penting bagi pencapaian tujuan
organisasi.
Faktor personal mernpakan karakter yang melekat pada seseorang. Faktor
organisasional mernpakan segala sesuatu yang dimiliki organisasi tempat
seseorang bekerja. Faktor personal dan organisasional dapat mendorong
munculnya komunikasi organisasi yang efektif. Tingkat kesamaan makna dalam
memahami pesan yang disampaikan pengirim (sumber) kepada penerima
mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang organisasi dan dalam hal pelaksanaan
tugas yang disampaikan atasan kepada bawahan (performa kerja).
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubm1ga11 antara faktor-faktor
personal dengan tingkat keefektifan komunikasi organisasi dan mengetahui
hubungan faktor organisasional dengan tingkat keefektifan komunikasi organisasi.
Penelitian ini dilakukan di Pernsahaan J awatan RRI Cabang Pratama
Bogor yang terletak di Jalan Pangrango No. 34, Bogor. Penentuan lokasi
dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan RRI Cabang Pratama Bogor
mempunyai struktur organisasi yang rapi, menggambarkan hubungin-hubungan
wewenang, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawab. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2004. Pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah acak distratifikasi (Stratified Random Sampling). Analisa data
dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif dan
korelasional.
Teknik analisa yang digunakan adalah uji korelasi nonparametrik Rank
Spearman dan chi-kuadrat untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel
yang diamati serta melihat peranan atau kontribusi dari setiap variabel dengan
bantuan program aplikasi SPSS-10. Pemilihan uji korelasi nonparametrik Rank
Speaiman dikhususkan untuk data ordinal, yaitu data yang mempunyai skala
pen gukuran yang berjenjang. Uji korelasi nonparametJ.ik Rank Spearman
dig unakan untuk mengetahui tingkat hubungan variabel keterampilan
berkomunikasi, sikap berkomunikasi, etika berkomunikasi, tingkat pengetahuan
ten tang pesan, kualitas sarana komunikasi, kualitas prasarana komunikasi, iklim
komunikasi, dan keefektifan komunikasi organisasi (tingkat pengetahuan tentang
organisasi dan tindakan dalam organisasi/performa kerja) sedangkan untuk
pen gukuran variabel usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan fo1mal
menggunakan chi-kuadrat.
Penelitian ini menghasilkan pembahasan sebagai berikut, 1. (a). Faktor
personal tingkat pengetahuan tentang pesan berhubungan tidak nyata dengan
tingkat pengetahuan tentang organisasi, sedangkan usia, jenis kelamin, tingkat
pen didikan formal, keterampilan berkomunikasi, sik ap berkomunikasi dan etika
berkomunikasi berhubungan nyata dengan tingkat pengetahuan tentang organisasi,
b. Faktor-faktor personal keterampilan berkomunikasi, sikap berkomunikasi, etika
berkomunikasi dan tingkat pengetahuan tentang pesan berhubungan tidak nyata
dengan tindakan dalam organisasi (performa kerja), sedangkan usia, jenis kelan1in
dan tingkat pendidikan formal berhubungan nyata dengan tindakan dalam
organisasi. Artinya terdapat perbedaan antara usia muda dan tua, jenis kelamin
pria dan wanita, tingkat pendidikan formal rendah dan tinggi terhadap performa
kerja. 2 (a). Fa!ctor organisasional seperti kualitas sarana komunikasi dan iklim
komunikasi berhubungan secara nyata dengan tingkat pengetahuan tentang
organisasi sedangkan kualitas prasarana komunikasi berhubungan tidak nyata
dengan tingkat pengetahuan tentang organisasi, b. Faktor organisasional kualitas
sarana komunikasi berhubungan secara nyata dengan performa kerja, sedangkan
kualitas prasarana komunikasi dan iklim komunikasi berhubungan tidak nyata
dengan performa kerja.
Saran dari penelitian ini adalah, 1. Organisasi dapat memanfaatkan hasil
analisis faktor-faktor organisasional seperti kualitas sarana komunikasi untuk
mengetahui tingkat keaksesan karyawan terhadap forum komunikasi, sebab hal ini
membantu karyawan memahami rincian pekerjaan yang telah ditetapkan. 2.
Dalam konteks keefektifan komunikasi yang dilihat dari tingkat pengetahuan
ten tang organisasi dan performa kerj a, peran iklim komunikasi sangat penting
karena dengan peningkatan iklim komunikasi ada indikasi dapat ditingkatkannya
tingkat pengetahuan tentang organisasi. Perlu dipertahankan kepercayaan,
kejujuran, pembuatan keputusan bersama dan keterbukaan dalam komunikasi
yang telah tercipta dengan baik dalam organisasi.