dc.description.abstract | The International Vitamin A Consultative Group (IVACG) mendefinisikan
gangguan defisiensi vitamin A sebagai masalah kesehatan dan fisiologis yang
diakibatkan oleh kekurangan vitamin A (Gibson 2005). Menurut West (2002),
terdapat lebih dari 127 juta anak di dunia mengalami ketidakcukupan asupan
vitamin A. KVA dapat menyebabkan kebutaan, mengurangi daya tahan tubuh
sehingga mudah terserang infeksi dan memicu mortalitas pada anak-anak.
Masalah KVA dapat dicegah salah satunya dengan fortifikasi vitamin A ke
dalam makanan atau dengan penambahan karoten sebagai prekursor vitamin A
ke dalam makanan. Provitamin A (terutama β-karoten) yang banyak terdapat
pada pangan nabati dapat menjadi salah satu alternatif. Wortel merupakan salah
satu pangan alami sumber β-karoten yang potensial. Rahayu (2009) telah
mengembangkan mi instan dengan penambahan tepung wortel yang dapat
menjadi sumber vitamin A (>15% AKG) yang baik bagi anak usia 4-5 tahun.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh pemberian mi
instan wortel terhadap peningkatan kadar retinol serum dan respon imun tubuh
(kadar IgG serum) anak sekolah dasar usia 7-9 tahun. Secara khusus penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian mi instan wortel terhadap
peningkatan kadar retinol serum darah dan respon imun (kadar IgG serum)
sampel, menganalisis hubungan antara kadar retinol serum dengan respon imun
(IgG) sampel, menganalisis pengaruh pemberian mi instan wortel terhadap status
gizi sampel, dan menganalisis hubungan antara respon imun (IgG) dengan
status kesehatan (morbiditas) sampel.
Penelitian ini menggunakan desain Quasy Experimental (eksperimental
semu). Lokasi penelitian bertempat di SDN Angsana I, Kecamatan Leuwiliang,
Kabupaten Bogor. Penelitian berlangsung selama 5 bulan (April-Agustus 2010)
dan intervensi (pemberian mi) dilakukan selama 2 bulan (Juni-Agustus 2010).
Sampel dari populasi penelitian dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari komisi etik Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Penelitian terdiri dari dua tahapan, yaitu penyiapan mi instan wortel dan
uji efikasi pemberian mi terhadap kadar retinol dan IgG serum. Sebanyak 1800
bungkus mi (50 g per sajian) yang terdiri dari 780 bungkus mi instan kontrol
(tanpa penambahan wortel) dan 780 bungkus mi instan wortel disiapkan sesuai
prosedur yang telah dikembangkan oleh Rahayu (2009). Sampel mengkonsumsi
1 bungkus mi setiap hari selama 2 bulan (62 hari).
Rata-rata umur sampel adalah 8 tahun. Sebanyak 31.8% sampel dalam
seluruh kelompok intervensi adalah anak ke-2 dan 18.2% sampel termasuk anak
ke-1 dalam keluarga. Sebanyak 68.2% sampel berjenis kelamin laki-laki dengan
berat badan rata-rata 19 kg. Besar keluarga sampel termasuk dalam kategori
keluarga sedang (45.5%) dan tergolong keluarga miskin (72.7%). Orang tua
(ayah) sampel pada kelompok intervensi sebagian besar berjenjang pendidikan
tamat SD (59.1%) dan sebanyak 50% bekerja sebagai buruh tani. | id |