Show simple item record

dc.contributor.advisorSuketi, Ketty
dc.contributor.advisorWidodo, Winarso D.
dc.contributor.authorRetariandalas
dc.date.accessioned2023-10-16T07:07:03Z
dc.date.available2023-10-16T07:07:03Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126523
dc.description.abstractPenelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor dengan sepuluh ulangan. Perlakuan terdiri dari pupuk majemuk dengan perbandingan NPK 20-20-20, 32-10-10, dan 20-15-15 dan sebagai kontrol digunakan hara AB Mix Bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi benih caisin kultivar Tosakan, hara AB Mix, pupuk majemuk NPK 20-20-20 (950 mg/l), pupuk majemuk NPK 32-10-10 (593.75 mg/l), pupuk majemuk NPK 20-15- 15 (950 mg/l), arang sekam, polibag 30 x 30 cm dan kasting. Tanaman disiram dengan larutan nutrisi setiap hari. Volume siraman sebesar 500 ml per polibag. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman pada 0 10 HST tidak dipengaruhi oleh jenis pupuk Perlakuan mempengaruhi tinggi tanaman pada 11 21 HST dan tanaman yang diberi hara AB mix - mempunyai nilai tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan tanaman yang diberi pupuk majemuk. Jumlah daun tidak dipengaruhi oleh perlakuan sampai dengan 12 HST. Pada 14 dan 20 HST tanaman yang diberi hara AB mix berbeda nyata dengan tanaman yang diberi pupuk majemuk NPK 20-15-15. Pada 16 dan 18 HST tanaman yang diben hara AB mix berbeda nyata dengan tanaman yang diberi pupuk majemuk NPK 20-20-20 dan tanaman yang diberi pupuk majemuk NPK 20-15-15. Ukuran daun caisin yang dipilih pada daun ketiga mulai diamati pada 11 HST. Pertumbuhan ukuran daun ketiga tersebut tidak berbeda nyata antar semua perlakuan, kecuali pada 19 dan 21 HST panjang daun tanaman yang diberi hara AB mix berbeda nyata dengan tanaman yang diberi pupuk majemuk NPK 32-10-10. Panen dilakukan pada 22 HST dan pada 27 HST. Sepuluh ulangan tanaman dibagi menjadi dua. Lima ulangan tanaman (40 tanaman) dipanen lebih dahulu pada 22 HST, kemudian lima ulangan sisanya (40) tanaman) dipanen pada 27 HST. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan tanaman. Parameter panen pada tanaman yang diamati pada 22 dan 27 HST HST meliputi ukuran daun terpanjang, ukuran daun terlebar, panjang petiol, panjang akar, bobot tanaman tanpa akar, bobot tanaman layak. dipasarkan dan bobot tanaman layak konsumsi dipengaruhi oleh perlakuan. Nilai parameter panen pada tanaman yang diberi hara AB mix berbeda nyata dan memberikan nilai paling tinggi pada semua parameter dibandingkan tanaman yang diberi pupuk majemuk. Tanaman tumbuh tidak optimal, khususnya pada tanaman yang diberi pupuk majemuk. Tanaman yang diberi pupuk majemuk terlihat kerdil dan banyak terdapat gejala defisiensi pada tanaman. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pupuk majemuk NPK 20- 20-20 (950 mg/l), pupuk majemuk NPK 32-10-10 (593.75 mg/l) dan pupuk majemuk NPK 20-15-15 (950 mg/l) tidak dapat digunakan sebagai sumber hara budidaya caisin kultivar Tosakan secara hidroponik. Pupuk majemuk tersebut dapat digunakan sebagai sumber hara budidaya caisin kultivar Tosakan secara hidroponik hanya sampai 10-12 HST, karena sampai dengan 10-12 HST pertumbuhan tanaman caisin yang diberi pupuk majemuk tidak berbeda nyata dengan tanaman caisin yang diberi hara AB mix ob untuk portumbuhanid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAgronomy and Horticultureid
dc.titlePemanfaatan pupuk majemuk sebagai sumber hara budidaya caisin kultivar tosakan secara hidroponikid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordone-factor completely randomized design (CRD)id
dc.subject.keywordcompound fertilizerid
dc.subject.keywordcaisin seedsid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record