dc.description.abstract | Terjadinya "lebih pungut" pada sumber-sumber perikanan penting di negara-negara yang telah maju, kini melanda pula di negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia. Menurut Balai Penelitian Perikanan Laut (1978), stok ikan-ikan demersal dan udang di pantai Utara Jawa sudah berkurang karena tingkat pengusahaannya sudah mencapai kejenuhan. Demikian pula halnya di beberapa perairan lain seperti Selat Malaka, pantai Selatan Jawa, pantai Kaliman- tan Selatan dan pantai Kalimantan Timur, kelestarian sumberdaya udang telah mulai terancam (Soegiarto, dkk., 1979).
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai stok (MSY) udang jerbung di perairan Cirebon dan sejauh mana tingkat pengusahaannya. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memperoleh data biologi yang dapat mendukung pengkajian stok tersebut. Data yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai dasar bagi pe- ngelolaan udang selanjutnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil maksimum berimbang yang lestari (MSY) untuk udang jerbung di perairan Cirebon adalah sebesar 477 ton yang dapat dicapai
dengan upaya penangkapan optimum sebesar 69.000 hari-kapal baku. Potensi lestari ini ternyata sudah terlampaui sehingga kalau upaya penangkapan terus dilakukan, stok udang jerbung di perairan Cirebon dikhawatirkan akan makin berkurang.
Hasil pengkajian biologi menunjukkan pula bahwa tingkat pengusahaan udang jerbung di perairan Cirebon sudah berlebih (over exploited), di mana nilai E (Exploitation rate) untuk penangkapan udang jerbung di daerah ini sudah melampaui nilai E optimum (= 0,5).
Beberapa alternatif pengelolaan yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan potensi sumberdaya udang di daerah penelitian adalah sebagai berikut:
(1). Pembatasan jumlah upaya penangkapan. Dalam hubungan ini disarankan agar jumlah upaya penangkapan dikurangi dari 88.000 hari-kapal baku menjadi 19.000 hari-kapal baku atau dari 524 buah kapal baku menja- di setara dengan 113 buah kapal baku. Kapal baku yang dimaksud adalah kapal trawl berbobot mati 23 GT dengan kekuatan mesin 120 PK.
(2). Pembatasan ukuran mata jaring. Dalam hubungan ini disarankan agar ukuran mata jaring pada bagian kan- tong (cod-end mesh size) dari jaring dogol yang dipakai sekarang diperbesar. Hal ini dimaksudkan agar udang-udang muda yang lebih kecil dari 26,52 mm panjang karapas tidak ikut tertangkap. | id |