dc.description.abstract | Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan pangan
wilayah Kabupaten Aceh Selatan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tujuan
khususnya adalah : 1) Menganalisis situasi konsumsi pangan dan gizi
berdasarkan klasifikasi fungsi wilayah menurut tingkat ketersediaan pangan;
2) Menganalisis situasi konsumsi pangan dan gizi berdasarkan klasifikasi fungsi
sosial ekonomi masyarakat (pendapatan dan besar keluarga, serta pendidikan
ibu); 3) Menganalisis kebutuhan konsumsi dan penyediaan pangan wilayah
berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH); 4) Menganalisis alternatif strategi
pemenuhan kebutuhan konsumsi dan penyediaan pangan di Kabupaten Aceh
Selatan.
Desain penelitian ini adalah descriptive study yang bersifat prospektif.
Penelitian dilakukan di Kabupaten Aceh Selatan dengan pertimbangan
merupakan salah satu wilayah dengan potensi pertanian yang masih cukup tinggi
di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Agustus hingga November 2009. Data yang digunakan berupa data sekunder
yang bersumber dari sebagian data Riskesdas Depkes 2007 dan data penunjang
dari berbagai instansi terkait. Unit sampling penelitian ini adalah seluruh
rumahtangga di Kabupaten Aceh Selatan yang terpilih sebagai contoh dalam
Riskesdas 2007. Jumlah rumahtangga contoh dalam Riskesdas yaitu 498
rumahtangga, namun dalam penelitian ini hanya 434 rumahtangga yang
digunakan yaitu rumahtangga yang data recall (1 x 24 jam) konsumsi pangannya
lengkap. Analisis konsumsi pangan dan gizi dilakukan menurut wilayah tingkat
ketersediaan pangan dan sosial ekonomi keluarga. Wilayah menurut tingkat
ketersediaan pangan dibagi berdasarkan ratio produksi pangan terhadap
kebutuhan pangan penduduk dalam satuan energi, terdiri dari wilayah defisit
berat (ratio ≤ 0,95), defisit ringan (ratio 0,95-1,00), cukup (1,00-1,14) dan lebih
(>1,14). Sosial ekonomi dilihat berdasarkan tingkat pendidikan ibu yang
dibedakan menjadi: pendidikan rendah (tidak sekolah dan tidak tamat SD),
pendidikan menengah (Tamat SD dan Tamat SMP) dan pendidikan tinggi (Tamat
SLTA ke atas); besar keluarga dibedakan menjadi keluarga kecil (≤ 4 orang),
sedang (5-6 orang) dan besar (≥ 7 orang); serta tingkat pendapatan didekati
dengan data pengeluaran terbagi dalam 5 kuintil.
Situasi konsumsi pangan penduduk masih rendah baik dari segi kuantitas
dan kualitas. Rata-rata konsumsi energi penduduk Aceh Selatan hanya sebesar
1693 kkal/kap/hari (86,0 % AKE) termasuk kategori defisit tingkat ringan dengan
skor PPH 61,8. Sementara itu, konsumsi protein rata-rata mencapai 55,7
g/kap/hari (108,9 % AKP) Terdapat 35,9 % rumahtangga yang konsumsi
energinya kurang dari 70 % AKE atau sangat rawan pangan.
Tingkat konsumsi energi (TKE) rumahtangga di wilayah defisit berat
tingkat ketersediaan pangannya termasuk dalam kategori normal (TKE 91,5 %)
dengan keragaman pangan yang dikonsumsi juga lebih baik (skor PPH 64,4).
Sebaliknya, TKE rumahtangga pada wilayah lebih hanya 83 % (kategori defisit
ringan). Proporsi rumahtangga yang sangat rawan pangan juga paling banyak di
wilayah lebih tingkat ketersediaan pangannya. | id |