Pengaruh berbagai zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anakan serta hasil tanaman pada varietas PB 36
View/ Open
Date
1988Author
Partomo, Wijarningsih
G. A. Wattimena
Solahuddin, Soleh
S. O. Manurung
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
berbagai taraf Kinetin dan BA dan pengaruh faixtalol serta
Dharmasri terhadap pertwnbuhan dan perkembangan anakan
produktif padi. Selain itu juga ingin membandingkan
pene;aruh Kinetin dan BA dengan pengaruh Mixtalol dan
Dharmasri 5 EC terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anakan produktif padi.
Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Muara,
Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogar pada bulan September
1987 sampai bulan Februari 1988. Sebagian bibit yang
berumur 21 hari direndctm selama 24 jam dalam zat pengatur
tumbuh Kinetin, BA dan carnpuran antara Kinetin dan BA sebelum
ditanam di lapang. Konsentrasi zat pengatur tumbuh
yang digunakan adalah 0, 5 dan 10 ppm, baik bagi Kinetin
maupun BA. Perlakuan Mixtalol dan Dharmasri adalah dengan
penyemprotan yang dilakukan dua kali, yaitu pada
saat anakan aktif dan pada saat primordia. Konsentrasi
yang digunakan adalah 2000 ppm untuk mixtalol dan 500 ppm
untuk Dharmasri.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan
zat pengatur turnbuh BA sarnpui konsentrasi 6 ppm akan
rneningkatkan jumlah anakan produktif. Tetapi peningkatan
jumlah anakan produktif ini tidak ditunjang dengan peningkatan
persentase gabah isi. Hal ini terjadi karena pemberian
BA sampai konsentrasi 10 ppm akan menurunkan persentase
gabah isi, tetapi akan rneningkatkan persentase
gabah hampa. Dari penelitian ini didapatkan, bahwa peningkatan jumlah anakan produktif karena pemberian BA
akan diikuti pula oleh peningkatan persentase gabah hampa,
sehingga peningkatan hasil pada tanaman padi tidak
tercapai. Banyaknya persentase kehampaan diduga karena
adanya gejala terhambatnya translokasi assimilat. Hal
ini dapat diduga karena adanya peningkatan ILD sebagai
source) dengan pemberian BA sampai 5 ppm tidak diikuti
dengan peningkatan hasil (gabah isi sebagai sink). Menurut
Yoshida (1981) distribusi assimilat diatur oleh
fungsi hormonal yang ada dalam tumbuhan itu, sehingga
banyak terdapat gabah hampa.
Pemberian zat pengatur tumbuh Kinetin tidak mempengaruhi
peningkatan jumlah anakan produktif maupun peningkatan
hasil tanaman padi varietas PB J6 yang dicobakan.
Hanya Kinetin 5 dan 10 ppm bersama-sama BA sampai
konsentrasi 6 ppm akan meningkatkan ILD). Tetapi peningkatan
ILD ini tidak berarti karena tidak diikuti dengan
peningkatan hasil (gabah isi).
Pemberian zat pengatur tumbuh bixtalol 2000 ppm dan
Dhunnasri 500 ppm akan meninngkatkan jumlahh anakan produktif.
Peningkatan jumlah anakan produktif ini akan diituti
pula dengan peningka tan hasil tiap satuan luas (persentase gabah isi). Penggunaan mixtalol dan Dha:rmasri
juga tidak menghambat translokasi. Hal ini terlihat
pada ILD (sebagai source) yang lebih kecil dibandingkan
dengan perlakuan lainnya tetapi persentase gabah isi
yang dihasilkan lebih tinggi.
Jadi dari penelitian ini dapat diketahui bahwa penggunaan Mixtalol dan Dharmasri masih lebih baik dibandingkan
dengan penggunaan BA maupun Kinetin bagi tanaman padi
varietas PB 36.