Pengaruh Komunikasi Lingkungan Terhadap Partisipasi Komunitas
Date
2023-09-20Author
Hidayaturahmi
Lubis, Djuara P.
Adiwibowo, Soeryo
Kartodihardjo, Hariadi
Metadata
Show full item recordAbstract
Gerakan sosial dalam pengelolaan lingkungan merupakan hal yang penting
dan dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan eksosistem kehidupan manusia.
Gerakan Ciliwung Bersih dan Komunitas Peduli Ciliwung yang tersebar dari
segmen hulum tengah, dan hilir merupakan bagian dari bukti nyata adanya gerakangerakan sosial dalam menangani permasalahan Sungai Ciliwung. Kasus banjir,
pecemaran air, hingga masalah sampah di sungai masih menjadi fenomena
permasalahan yang dihadapi Sungai Ciliwung. Tindakan pemerintah melalui
berbagai kebijakan terkait permasalahan yang terjadi tidak sedikit. Keterlibatan
masyarakat dalam hal ini menjadi suatu hal yang penting untuk selanjutnya
dilakukan langkah-langkah perbaikan yang masif dan komprehensif yang
melibatkan seluruh stakeholder terkait: pemerintah swasta, dan masyarakat.
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Sungai Ciliwung ini secara historis juga
telah dilakukan sejak lama dan besar, termasuk eksistensi dari Gerakan Ciliwung
Bersih (GCB). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini memiliki tujuan untuk:
1) Menganalisis proses komunikasi lingkungan dalam Gerakan Ciliwung
Bersih.
2) Menganalisis pengaruh karakteristik demografi, kesertaan dalam
komunitas, proses komunikasi lingkungan, dan dukungan stakeholder
terhadap partisipasi masyarakat dalam aksi lingkungan.
3) Mengukur sejauh mana aksi Ciliwung Bersih berpengaruh terhadap
kelayakan pemanfaatan Sungai Ciliwung untuk berbagai peruntukan (air
bersih, keanekaragaman hayati, pariwisata, dan transportasi) dan
implikasinya terhadap kohesivitas komunitas (dari segi kebersamaan,
empati, kepercayaan, solidaritas, inisiatif tim, hubungan kerjasama,
jaringan, dan hubungan kemitraan).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma postpositivistic dengan menggunakan data-data penelitian kuantitatif yang didukung
oleh data-data kualitatif. Responden yang dijadikan sampel didasarkan pada kriteria
tertentu, yaitu letak wilayahnya yang berada di segmen hulu, tengah, dan hilir. Unit
analisis penelitian ini adalah anggota komunitas yang berlokasi di sekitar bagian
hulu, tengah, dan hilir Sungai Ciliwung. Jumlah komunitas Ciliwung yang tersebar
dari segmen hulu hingga hilir, yang meliputi wilayah Kabupaten Bogor, Kota
Bogor, dan Provinsi DKI Jakarta terdapat sekitar 36 komunitas. Penelitian ini
mengambil 8 komunitas sebagai sampel yang tersebar dari segmen hulu, tengah,
dan hilir. Untuk dapat merepresentasikan keterwakilan masing-masing segmen
maka ditentukan penghitungan jumlah sampel berbasis jumlah komunitas di
masing-masing segmen. Dari rumus penentuan besarnya responden yang
dilakukan, ditentukan jumlah sampel total sebanyak 184 responden.
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: 1) komunikasi
lingkungan yang berlangsung pada Gerakan Ciliwung Bersih hanya terfokus pada
dimensi advokasi dan pengembangan jaringan. Pada dua elemen ini terpaan
komunikasi yang diterima oleh komunitas lebih besar dibanding elemen
pengembangan kapasitas dan pengorganisasian komunitas; 2) Dari segi
karakteristik demografi, faktor lokasi wilayah kerja, tingkat pendidikan, dan
kepemilikan media sosial merupakan yang paling berpengaruh signifikan. Dari segi
kesertaan komunitas, cara berkomunikasi, saat bergabung dalam komunitas
Ciliwung bersih, dan intensitas keterlibatan menjadi faktor yang berpengaruh
signifikan. Dari segi proses komunikasi lingkungan, advokasi dan pengembangan
jaringan menjadi dimensi yang paling berpengaruh signifikan terhadap partisipasi
komunitas dalam aksi lingkungan. Dari segi dukungan stakeholder, faktor
dukungan dari tokoh masyarakat dan dukungan dari pemerintah setempat menjadi
faktor yang berpengaruh signifikan pada aksi lingkungan; 3) Aksi Ciliwung Bersih
belum berpengaruh pada seluruh segmen dan seluruh faktor kelayakan peruntukkan
Sungai Ciliwung. Kecuali aspek kebersamaan, aksi Ciliwung Bersih berpengaruh
positif terhadap kohesivitas komunitas dari segi empati, kerjasama tim,
kepercayaan, solidaritas, kemitraan, dan jaringan masyarakat.
Dengan demikian penelitian ini merekomendasikan pentingnya peranan
komunikasi lingkungan dalam menggerakan aksi lingkungan khususnya pada
dimensi advokasi dan pengembangan jaringan. GCB sebagai salahsatu gerakan
sosial berbasis kolaborasi stakeholder memiliki potensi besar untuk dapat
menyatukan semua komunitas Ciliwung, selama fokus programnya berbasis pada
kegiatan yang berkesinambungan, bukan insidental dan seremonial. Oleh
karenanya GCB dan seluruh komunitas Ciliwung perlu memperkuat dan
memperjelas peranan dan fungsinya dalam lingkup wilayah kerja masing-masing
agar dapat bersinergi dan berkoordinasi dengan baik untuk menciptakan Ciliwung
bersih yang berkelanjutan.
Collections
- DT - Human Ecology [584]